MARKET NEWS

Asing Masih Tunggu Waktu Pas buat Serok Saham Bank, Kenapa?

Melati Kristina - Riset 27/02/2023 16:35 WIB

Saham sektor perbankan Tanah Air tengah disorot investor asing seiring keraguan mereka akan koreksi saham emiten bank belakangan ini.

Asing Masih Tunggu Waktu Pas buat Serok Saham Bank, Kenapa? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Dana asing masih seret masuk ke bursa saham RI. Seiring dengan itu, investor asing punya sejumlah pandangan soal pasar saham domestik.

Informasi saja, nilai beli bersih (net buy) asing 'hanya' Rp1,91 miliar di pasar reguler secara year to date (YtD), sedangkan dalam 3 bulan terakhir asing membukukan jual bersih (net sell) Rp18,35 triliun di pasar reguler.

Kendati mulai masuk selama dua hari bursa terakhir, asing sempat 'cabut' selama 5 hari beruntun, pada 15, 16, 17, 20, dan 21 Februari lalu.

Menurut laporan CGS CIMB pada Februari 2023, secara umum asing, terutama yang berbasis di Singapura, masih enggan masuk ke perbankan RI saat ini alias memasang rating underweight.

Namun, demikian jelas CGS CIMB, asing sedang menunggu untuk mencari harga beli (entry) yang pas seiring harga saham yang sedang terkoreksi saat ini.

Selain itu, investor asing tengah memandang negatif pasar Indonesia seiring dengan net interest margin (NIM) dari sektor perbankan yang dinilai terlalu tinggi.

“Pada titik ini mereka masih percaya bahwa pemerintah tidak akan mengatur maupun membatasi imbal hasil pinjaman perbankan,” tulis riset tersebut.

Di samping itu, investor telah mengetahui adanya perubahan manajemen dari bank-bank BUMN.

Menurut CGS CIMB, perubahan terhadap PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) akan lebih mengkhawatirkan dari bank BUMN lainnya karena masih dalam tahap transformasi.

Di sisi lain, investor asing juga menyoroti restrukturisasi utang dari PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang bakal memengaruhi kinerja sektor konstruksi kedepannya selain turut memengaruhi perbankan BUMN karena mencatatkan utang bank yang jumbo.

“Sisi positifnya, semua bank big cap secara konservatif membangun cakupan non-performing loan (NPL) sejak pandemi untuk memitigasi dampak lebih baik,” tulis CGS CIMB.

Selain itu, investor asing juga sedang mencermati PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dari aspek KUR yang baru, kinerja Kupedes, hingga kekhawatiran akan kualitas aset Kupedes jika bertumbuh terlalu agresif.

CGS CIMB berpendapat, tak banyak investor yang menolak BBRI sebagai pilihan utama atau top pick dari sekuritas ini meskipun terdapat investor yang berpikir bahwa BBRI dipaksa menyerap KUR tahun ini seiring adanya indikasi untuk mengucurkan KUR lebih rendah.

Selain menyoroti bank big cap, investor juga mengamati bank digital meski saat ini mereka masih menunggu kinerja fundamental yang baik dari sektor perbankan ini.

“Investor asing ingin tahu tentang story dari bank digital dimana pada sebelumnya mereka mencoba memahami UI/UX dari bank digital untuk dibandingkan dengan bank konvensional,” tulis CGS CIMB dalam risetnya.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE