Asing Masuk Lagi, Saham BBRI hingga BMRI Kompak Hijau
aham empat bank besar kompak naik di awal perdagangan Jumat (3/11/2023), melanjutkan rebound pada Kamis (2/11) di tengah aksi borong oleh asing.
IDXChannel – Saham empat bank besar kompak naik di awal perdagangan Jumat (3/11/2023), melanjutkan rebound pada Kamis (2/11) di tengah aksi borong oleh investor asing.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.00 WIB, saham bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terapresiasi 2,50 persen ke Rp5.125 per saham.
Nilai transaksi mencapai Rp181 miliar dan volume perdagangan 35 juta saham.
Kemarin, saham BBRI melonjak 3,52 persen, membalik koreksi tajam dua hari sebelumnya, seiring investor asing kembali masuk dengan nilai beli bersih (net buy) Rp48,48 miliar di pasar reguler.
Saham bank Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga mendaki 0,85 persen ke Rp8.950 per saham dengan nilai transaksi Rp105 miliar dan volume perdagangan 11 juta saham.
Pada Kamis, saham BBCA melompat 2,91 persen bersamaan dengan net buy asing Rp76,07 miliar.
Setali tiga uang, saham bank BUMN lainnya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menguat 0,85 persen ke Rp5.950 per saham, usai melejit 4,42 persen pada Kamis. Asing masuk kembali ke BMRI dengan nilai net buy Rp142,62 miliar kemarin.
Saham bank pelat merah lainnya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) ikut terangkat 0,82 persen ke Rp4.910 per saham, naik 3 hari beruntun.
Saham BBNI sedikit memiliki pergerakan yang berbeda dengan nama lainnya. Ini terlihat dari asing yang malah melakukan jual bersih (net sell) di BMRI Rp77,23 miliar di pasar reguler pada Kamis, tetapi masih mencatatkan ney buy Rp11,68 miliar dalam sepekan.
IHSG sendiri kembali melonjak 0,74 persen ke 6.803, balik ke level psikologis 6.800, melanjutkan keniakan 1,64 persen pada Kamis seiring investor merespons positif keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) yang kembali menahan suku bunga.
Sebelumnya, The Fed pada Rabu kembali mempertahankan suku bunga untuk kali kedua dalam dua pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) terakhir di tengah tanda-tanda pertumbuhan ekonomi, sedangkan kondisi pasar tenaga kerja dan inflasi tetap berada di atas target bank sentral.
The Fed mempertahankan suku bunga kebijakan tetap stabil pada kisaran 5,25%-5,50% saat ini. Meskipun Ketua The Fed Jerome Powell tidak mengesampingkan kenaikan suku bunga lagi, pasar menilai dia tidak terlalu hawkish seperti yang seharusnya.
Melansir dari Reuters, Kamis (2/11), Fed fund futures menguat seiring pasar mengurangi risiko kenaikan suku bunga pada Desember menjadi sekitar 22% dan kenaikan suku bunga pada bulan Januari menjadi 28%.
Selain itu, pasar memperkirakan adanya kemungkinan sebesar 70% bahwa pengetatan ala The Fed akan berakhir dan penurunan suku bunga bisa mencapai 85 basis poin tahun depan, dimulai pada Juni.
Imbal hasil Treasury 10-tahun yang menjadi acuan turun 2 basis poin menjadi 4,7089%, terendah dalam lebih dari dua minggu.
“Meskipun pertumbuhan sangat kuat pada kuartal ketiga 2024 sebesar 5%, kami menduga akan terjadi perlambatan substansial pada kuartal keempat 2024, yang, berdasarkan pernyataan Powell hari ini [Rabu waktu AS], kemungkinan tidak akan cukup untuk melakukan pengetatan tambahan,” Tiffany Wilding, ekonom di PIMCO, tulis dalam catatan kepada klien, dikutip Reuters, Kamis (2/11).
"Sebaliknya, FOMC dengan senang hati tetap menahan diri, dan mengamati serta melihat bagaimana perekonomian berkembang awal tahun depan,” imbuhnya. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.