Asing Ramai Borong Saham Batu Bara, Mana yang Terbesar?
Investor asing mengakumulasi kepemilikan di sejumlah emiten batu bara utama akhir-akhir ini di tengah apresiasi harga saham-saham tersebut.
IDXChannel – Investor asing mengakumulasi kepemilikan di sejumlah emiten batu bara utama akhir-akhir ini di tengah apresiasi harga saham-saham tersebut.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), asing mencatatkan beli bersih (net buy) Rp29,1 miliar di pasar reguler atas saham PT United Tractors Tbk (UNTR) pada Senin (22/7/2024).
Harga saham entitas Grup Astra tersebut naik 2,64 persen kemarin.
Asing cenderung melakukan net buy di UNTR sejak 2 Juli lalu. Selama sebulan, net buy asing di saham ini sudah mencapai Rp183,51 miliar.
Demikian pula, asing masuk ke PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dengan nilai beli bersih Rp23,0 miliar pada Senin. Saham ADRO pun menguat 2,90 persen, melanjutkan tren kenaikan akhir-akhir ini.
Di ADRO, net buy asing sudah tercatat sejak April lalu, dengan kecondongan yang makin kentara sejak awal Juli. Dalam sebulan, asing melakukan net buy di ADRO dengan angka Rp302,85 miliar di pasar reguler.
Anak usaha ADRO, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) tak luput dari aksi borong asing.
Net buy asing di ADMR mencapai Rp20,6 miliar pada Senin, sedangkan dalam sebulan sebesar Rp109,51 miliar.
Seiring dengan itu, saham ADMR terapresiasi 2,97 persen pada Senin dan terangkat 5,73 persen dalam sebulan.
Investor asing juga menambah porsi di PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) pada Senin, yakni sebesar Rp6,96 miliar. Dalam sebulan, asing sudah menginjeksi beli bersih Rp56,80 miliar di emiten ini.
Kontrak berjangka (futures) batu bara Newcastle pengiriman September 2024 naik tipis 011 persen secara harian ke USD139,65 per ton pada Senin (22/7), melanjutkan kenaikan beberapa hari sebelumnya.
Kendati, batu bara kembali dalam tren menurun setelah sempat menembus USD160-an per ton pada awal Mei 2024.
Namun, angka batu bara Newcastle saat ini masih di atas asumsi pasar yang sebesar USD120 per ton, sebagaimana dicatat analis BCA Sekuritas dalam riset pada 12 Juli 2024.
BCA Sekuritas melihat arah harga batu bara pada semester II-2024 akan tetap tinggi, karena fenomena La Niña akan segera terjadi, dan harga batu bara secara historis diperdagangkan pada harga yang lebih tinggi selama peristiwa cuaca ini.
Meskipun broker milik Grup Djarum tersebut memperkirakan harga batu bara akan lebih rendah pada Juli dan Agustus (musim panas), pihaknya hanya memperkirakan rata-rata volatilitas harga batu bara bulanan antara kurang lebih USD1-USD3 per ton, sebelum naik mulai September dan seterusnya, seiring dengan memasuki musim hujan dan musim dingin.
Senada, Algo Research dalam artikel pada 13 Juni 2024 juga menjagokan sektor batu bara, mengingat adanya potensi peningkatan di paruh kedua 2024 seiring kenaikan harga gas alam, permintaan dari China, dan normalisasi ASP (average selling price/harga jual rata-rata).
Sementara, menurut amatan CGSI Sekuritas, harga batu bara masih bergerak sideways.
Pihaknya masih tetap bearish pada sektor batu bara. Namun CGSI melihat, kinerja kuartal II-2024 sebagai katalis yang potensial.
“Di antara estimasi kami, kami memperkirakan kinerja keuangan ADRO akan melebihi ekspektasi konsensus. Saat ini sahamnya diperdagangkan pada 6,9x FY24F PE [rasio price-to earnings untuk proyeksi tahun fiskal 2024],” tulis analis CGSI. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.