Asing Ramai-Ramai Lepas Tiga Saham Bank Raksasa
Saham empat bank raksasa (big cap) condong dilego investor asing selama sepekan, yang membuat harganya tertekan dalam periode tersebut.
IDXChannel – Saham empat bank raksasa (big cap) condong dilego investor asing selama sepekan, yang membuat harganya tertekan dalam periode tersebut.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi emiten yang paling banyak dilepas asing, dengan nilai jual bersih (net sell) Rp2,5 triliun di pasar reguler selama seminggu belakangan.
Harga saham BBRI pun turun tajam 5,26 persen dalam sepekan dan merosot 21,01 persen dalam sebulan belakangan.
Sebelumnya, BRI mencetak laba bersih secara konsolidasian sebesar Rp15,98 triliun pada kuartal I 2024.
Angka tersebut tumbuh 2,6% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp15,56 triliun.
Mengutip laporan keuangan perseroan, pada 25 April lalu, pertumbuhan laba tersebut tetap ditopang oleh pendapatan bunga bersih. BRI mencatat pendapatan bunga bersih (net interest margin/NIM) yang naik 9,6% yoy menjadi Rp35,95 triliun dari tahun sebelumnya Rp32,78 triliun.
Meski demikian, rasio NIM yang dicatatkan bank berkode saham BBRI ini turun tipis 8 basis poin (bps) dari 6,67% pada kuartal I 2023 menjadi 6,59% pada kuartal I 2024.
Peningkatan laba terdorong oleh raupan pendapatan berbasis komisi atau fee based income sebesar Rp5,43 triliun pada kuartal I 2024, naik 7,1% yoy.
Salah satu hal yang menjadi penghambat pertumbuhan laba BRI di periode ini adalah pencadangan yang mengalami kenaikan. BRI mencatat Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) sebesar Rp12 triliun atau naik 69,25% yoy.
Dari sisi penyaluran kredit, BRI mampu menumbuhkan kredit sekitar 10,89% yoy menjadi Rp1.308,6 triliun. Mayoritas dari kredit tersebut merupakan kredit UMKM yang mencapai Rp1.089,41 triliun atau setara dengan 83,25% dari total portofolio kredit.
Saham bank BUMN lainnya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatatkan net sell Rp1,6 triliun, kedua terbesar, selama sepekan. Harga saham BMRI melorot 9,06 persen dalam periode yang sama.
Setali tiga uang, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mengalami net sell mencapai Rp435,5 miliar dalam sepekan, yang turut menekan harga saham hingga terdepresiasi 11,05 persen di periode tersebut.
Berbeda dengan tiga nama di atas, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan beli bersih (net buy) asing Rp310,47 miliar di pasar reguler selama pekan ini.
Namun, saham BBCA melemah 4,34 persen dalam seminggu.
Diwartakan sebelumnya, BBCA mencetak laba bersih Rp12,9 triliun atau naik 11,7% secara tahunan (yoy) di kuartal I 2024. Pertumbuhan ini ditopang ekspansi pembiayaan yang disalurkan, perbaikan kualitas pinjaman secara konsisten, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.
“Kami melihat optimisme konsumsi masyarakat, khususnya selama periode Ramadan dan Idul Fitri tahun ini, turut berdampak positif bagi penyaluran kredit BCA hingga Maret 2024. Minat kredit konsumer terjaga dengan baik, tercermin dari tingginya antusiasme pengunjung BCA Expo Versary 2024 yang berlangsung secara offline pada 29 Februari–3 Maret 2024, dan online sampai akhir April 2024," ungkap Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers paparan kinerja BCA Kuartal I 2024, Senin (22/4/2024).
Ia mengatakan, laba bersih perseroan dan entitas anak didorong oleh kenaikan total kredit sebesar 17,1% secara tahunan (yoy) menjadi Rp835,7 triliun per Maret 2024. Pertumbuhan total kredit tersebut berada di atas rata-rata industri. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.