MARKET NEWS

Astra (ASII) Cetak Laba Bersih Rp24,5 Triliun hingga Kuartal III-2025

Rahmat Fiansyah 03/11/2025 05:30 WIB

PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan kinerja yang stabil dalam sembilan bulan pertama tahun 2025. 

PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan kinerja yang stabil dalam sembilan bulan pertama tahun 2025. (Foto: Dok. Astra)

IDXChannel - PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan kinerja yang stabil dalam sembilan bulan pertama tahun 2025. 

Perusahaan konglomerasi raksasa itu mencetak laba bersih Rp24,5 triliun. Capaian tersebut lebih rendah sekitar 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp25,8 triliun.

Kinerja keuangan Astra secara grup terpengaruh oleh harga batu bara yang lebih rendah, yang sebagian diimbangi oleh bisnis pertambangan emas, agribisnis, dan jasa keuangan. Sementara itu, segmen otomotif cenderung stabil.

“Laba grup selama sembilan bulan pertama tahun 2025 mengalami penurunan terutama disebabkan harga batu bara yang lebih rendah. Kontribusi yang solid dari bisnis-bisnis lainnya turut mendukung resiliensi kinerja grup, dan kami perkirakan kinerja tahun 2025 masih akan sejalan dengan tren kinerja grup saat ini," kata Presiden Direktur Astra, Djony Bunarto Tjondro lewat keterangan resmi, Minggu (2/11/2025).

"Kami tetap fokus untuk menjaga disiplin keuangan dan keunggulan operasional, serta memanfaatkan kekuatan neraca keuangan kami untuk menangkap peluang pertumbuhan dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham," ujar Djony.

Astra membukukan pendapatan bersih sebesar Rp243,6 triliun sepanjang Januari-September 2025, turun sekitar 1 persen secara tahunan. Adapun kas bersih Astra mencapai Rp13,4 triliun, naik dari Rp8 triliun pada akhir 2024.

Secara bisnis, segmen otomotif memberikan sumbangan laba bersih Rp8,8 triliun, naik 1 persen. Capaian ini didukung oleh bisnis sepeda motor dan komponen, sedangkan volume penjualan mobil lebih rendah di tengah pasar nasional yang melemah.

Penjualan mobil secara nasional turun 11 persen menjadi 526 ribu unit. Pangsa pasar Astra juga turun dari 56 persen menjadi 53 persen, imbas penurunan pangsa pasar Daihatsu, sementara Toyota masih resilien.

Segmen jasa keuangan juga ikut menyumbang laba bersih Rp6,7 triliun, tumbuh 8 persen secara tahunan. Kenaikan ini disebabkan peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dengan nilai portofolio pembiayaan yang meningkat.

Adapun laba bersih dari segmen alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi yang dijalankan oleh PT United Tractors Tbk (UNTR) anjlok 26 persen menjadi Rp7 triliun. Kondisi ini akibat menurunnya bisnis batu bara, meski sebagian diimbangi oleh bisnis pertambangan emas.

Untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham, Astra juga akan melakukan pembelian kembali saham (share buyback). Perseroan menyiapkan dana maksimal Rp2 triliun untuk menjalankan aksi korporasi yang akan dijalankan mulai 3 November 2025 hingga 30 Januari 2026.

>

(Rahmat Fiansyah)

SHARE