Awal Desember, Pergerakan IHSG Diproyeksi Masih Terbatas
Pergerakan IHSG mentok di angka 7.150 hingga 6.950. Fenomena tersebut disebut sideways atau trandless.
IDXChannel - Pengamat pasar modal, Oktavianus Audi, memproyeksi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini memiliki kecenderungan lebih terbatas.
Hal tersebut terlihat dari pergerakan pada akhir Oktober hingga menjelang berakhirnya November 2022.
Audi menilai pergerakan IHSG mentok di angka 7.150 hingga 6.950. Fenomena tersebut disebut sideways atau trandless.
"IHSG itu mentok di 7.150, turun ke bawah juga mentok di 6.950, jadi rentangnya di situ-situ aja, mungkin para sobat investor merasa, kok saya 2-3 hari beli saham turun lagi, turun sebentar naik lagi, ya karena memang secara garis besar atau indeksnya sendiri itu kita masih di zona yang kita bisa sebutnya sideways atau trandless," jelas dia dalam IG Live IDXChannel bertajuk 'Jelang Window Dressing, Saham Sektor Apa yang Cuan?', Kamis (1/12/2022).
Terbatasnya pergerakan saham tersebut disebabkan oleh faktor para investor yag masih menunggu atau melihat momentum yang baik.
"Kalo kita lihat memang di pekan ini juga sebenernya ada dua hal penting yang perlu dicermati, kenapa IHSG kita masih sideways terus," katanya.
Menurut Audi, pada pekan ini memang terdapat dua hal penting yang perlu dicermati oleh para investor mengenai alasan di balik terbatasnya pergerakan IHSG.
Salah satu penyebabnya adalah pidato dari Ketua The Fed, Jerome Powell, terkait suku bunga.
Hal tersebut seharusnya bisa direspons positif, karena pejabat The Fed telah sepakat untuk tidak terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga.
"dan memang terlihat juga harusnya ini bisa direspon positif, kenapa? Karena para pejabat The Fed ini sudah sepakat bahwa mereka akan lebih cooling down, mereka tidak akan se-agresif sebelum-sebelumnya dalam menaikkan suku bunga," tutur Audi.
"Nah, saya pikir ini harusnya bisa menjadi titik yang baik untuk bulan Desember," imbuh dia.
IHSG di Desember
Audi juga menjelaskan IHSG selalu naik pada Desember sudah menjadi tren dalam 15 tahun terakhir.
Selain itu, Desember menjadi momentum yang tepat bagi para investor untuk melakukan window dressing.
"Jadi memang biasanya November ini turun-turun dulu, nanti Desember baru ada (kenaikan)," pungkasnya. (NIA)
Penulis: Ahmad Dwiantoro