MARKET NEWS

Awal Pekan Ceria, Bursa Asia Kompak Menghijau

Maulina Ulfa - Riset 04/09/2023 09:56 WIB

Sebagian besar bursa saham Asia menghijau pada perdagangan awal pekan, Senin (4/9/2023). 

Awal Pekan Ceria, Bursa Asia Kompak Menghijau. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Sebagian besar bursa saham Asia menghijau pada perdagangan awal pekan, Senin (4/9/2023). 

Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 2,02 persen sementara Shanghai Composite China naik 1,03 persen pada pukul 09.15 WIB mengutip data RTI Business.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga terpantau melanjutkan tren penguatan dari pekan lalu, naik sebesar 0,26 persen.

Indeks Strait Times di Singapura juga naik 0,3 persen. Sementara indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,45 persen.

Indeks Shanghai Shenzhen CSI 300 di China naik 0,86 persen dan indeks Kospi di Korea Selatan naik hampir 0,1 persen. Indeks Topix di Jepang naik 0,68 persen.

Saham-saham Asia ini naik tipis  karena pasar masih optimis bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) telah selesai dalam pengetatan  suku bunga. 

Selain itu pasar berharap stimulus kebijakan dari Beijing akan cukup untuk menstabilkan perekonomian China.

Tindakan kebijakan lebih lanjut juga diharapkan dari Beijing, termasuk pelonggaran pembatasan pembelian rumah.

Ada kelegaan di pasar karena pengembang properti Country Garden yang sebelumnya sempat diterpa isu gagal bayar obligasi, mendapatkan persetujuan dari kreditornya untuk memperpanjang pembayaran obligasi swasta dalam negeri.

Di sisi lain, indeks MSCI yang terdiri dari saham-saham Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,1 persen lagi, setelah sebelumnya melambung 2,3 persen pada minggu lalu. 

Indeks Nikkei 225 Jepang juga sempat menguat 3,4 persen pada minggu lalu.

Indeks Topix bahkan melonjak 3,7 persen minggu lalu ke level tertinggi dalam 33 tahun. Kinerja Topix ditopang data yang menunjukkan perusahaan-perusahaan di Jepang menghasilkan rekor keuntungan pada kuartal Juni tahun ini. 

Sementara sentimen investor di sektor teknologi akan diuji minggu ini dengan adanya penawaran umum perdana (IPO) raksasa chip Arm Holdings, yang menargetkan harga di kisaran USD47 hingga USD51 dengan nilai kapitalisasi pasar antara USD50 miliar dan USD54 miliar.

Di bursa Wall Street, saham-saham menguat pada hari Jumat (1/9) setelah laporan payrolls bulan Agustus yang lemah memperkuat ekspektasi berakhirnya kenaikan suku bunga.

Meskipun jumlah pekerjaan utama melampaui perkiraan, revisi turun terhadap dua bulan sebelumnya dan penurunan pertumbuhan upah menunjukkan adanya pelonggaran di pasar tenaga kerja.

Tingkat pengangguran AS juga melonjak karena semakin banyak orang yang mencari pekerjaan. Sehingga rasio lowongan pekerjaan di AS terhadap pengangguran berada pada titik terendah sejak September 2021.

"Penyeimbangan kembali pasar tenaga kerja yang berkelanjutan ini konsisten dengan pandangan kami bahwa kenaikan suku bunga The Fed pada  Juli adalah yang terakhir dari siklus ini. Kami terus memperkirakan kebijakan tidak berubah pada pertemuan FOMC bulan September dan November," tulis analis di Goldman Sachs.

Di pasar obligasi, Treasury pada awalnya menguat karena data ketenagakerjaan, namun segera mengalami aksi jual dan imbal hasil (yield) jangka panjang berakhir lebih tinggi pada Jumat. Tidak ada perdagangan obligasi tunai pada hari Senin, namun kontrak berjangka sedikit melemah.

Setidaknya tujuh pejabat The Fed akan berbicara minggu ini menjelang pertemuan kebijakan berikutnya pada 19-20 September nanti. (ADF)

SHARE