MARKET NEWS

Balik Arah, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.646 per USD

Anggie Ariesta 25/10/2024 15:36 WIB

Rupiah hari ini, Jumat (25/10/2024) ditutup melemah 62 poin atau 0,40 persen ke level Rp15.646 per USD.

Balik Arah, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.646 per USD (foto mnc media)

IDXChannel - Rupiah hari ini, Jumat (25/10/2024) ditutup melemah 62 poin atau 0,40 persen ke level Rp15.646 per USD setelah sebelumnya menguat di level Rp15.584 per USD.

Mengutip data Bloomberg, Rupiah pagi ini dibuka menguat ke Rp15.609 per USD.

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan Rupiah didasari oleh sentimen eksternal, seperti konflik Timur Tengah dan calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump terlihat mengungguli Kamala Harris, menurut jajak pendapat dan prediksi pasar terkini.  

“Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah juga menekan selera risiko setelah Israel menyampaikan retorika keras terhadap Iran minggu ini,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (25/10/2024).

Para pelaku pasar juga tengah menunggu respons Israel terhadap serangan rudal Iran pada 1 Oktober yang mungkin melibatkan serangan terhadap infrastruktur minyak Teheran dan mengganggu pasokan, meskipun laporan mengatakan Israel akan menyerang target militer Iran, bukan target nuklir atau minyak.

Para pejabat AS dan Israel akan memulai kembali perundingan untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza dalam beberapa hari mendatang. Upaya sebelumnya untuk mencapai kesepakatan telah gagal.

Sementara itu, dari sentimen internal, Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal III-2024 tetap terjaga di tengah dinamika geopolitik global dan arah pelonggaran kebijakan moneter. 

Hal ini sejalan dengan meredanya tekanan di pasar keuangan global setelah pelonggaran kebijakan moneter dilakukan oleh berbagai negara utama, (Amerika Serikat dan Eropa). Namun, perekonomian Indonesia masih tetap terjaga dengan baik. 

Sedangkan, perekonomian domestik di kuartal III ini diperkirakan tumbuh di atas 5 persen. Ini melanjutkan kinerja positif kuartal II-2024, di mana dorongan dari konsumsi rumah tangga dan investasi cukup positif. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap terjaga, khususnya untuk kelas menengah atas. 

Sementara itu, faktor agregat demand yang kedua, yaitu investasi tumbuh seiring dengan akselerasi penyelesaian program atau proyek strategis nasional (PSN), termasuk Ibu Kota Nusantara. Kemudian, inflasi tetap rendah dan terjaga di kisaran 2,5 plus minus 1 persen. 

Inflasi indeks harga konsumen atau IHK tercatat rendah di seluruh komponen, sehingga mencapai angka 1,84 persen year on year pada bulan September 2024.

Sementara itu, kinerja APBN sampai dengan akhir Agustus tetap terjaga dengan baik. Defisit terkendali meskipun pendapatan negara mengalami kontraksi 2,5 persen year on year, sementara belanja negara tumbuh 15,3 persen. 

Hingga akhir Agustus 2024, kondisi kesehatan fiskal terus terjaga dengan baik, tercermin dari surplus pada keseimbangan primer sebesar Rp161,8 triliun dan defisit Rp153,7 triliun atau 0,68 persen dari PDB. 

"Berdasarkan data di atas, Rupiah diprediksi bergerak fluktuatif pada perdagangan berikutnya, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.600-Rp15.670 per USD," kata Ibrahim.

(Fiki Ariyanti)

SHARE