MARKET NEWS

Bangkit dari Kerugian, Bank Neo Commerce (BBYB) Kantongi Laba Rp14 Miliar

taufan sukma 21/05/2024 21:06 WIB

BNC optimistis bakal mampu mewujudkan target perusahaan, dengan meraih hasil yang lebih baik lagi di masa mendatang.

Bangkit dari Kerugian, Bank Neo Commerce (BBYB) Kantongi Laba Rp14 Miliar (foto: MNC media)

IDXChannel - PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), atau BNC, sukses meraup laba bersih sebesar Rp14,23 miliar di sepanjang triwulan I-2024 lalu.

Capaian tersebut jauh lebih baik dibanding realisasi kinerja perusahaan pada periode sama tahun lalu, di mana BNC masih mengalami rugi bersih sebesar Rp68,4 miliar.

"Kami berterima kasih atas kepercayaan nasabah, dukungan regulator dan pemegang saham serta kerja keras semua Neobankers yang tak lelah dan senantiasa memenuhi semua aturan dan melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam mengelola bank," ujar Direktur Bisnis BNC, Aditya Windarwo, dalam keterangan resminya.

Dengan tren kinerja yang terus membaik tersebut, menurut Aditya, pihaknya optimistis bakal mampu mewujudkan target perusahaan, dengan meraih hasil yang lebih baik lagi di masa mendatang.

Sebagai bank dengan layanan digital terdepan, menurut Aditya, pihaknya memiliki keunggulan karena tidak bertumpu pada satu ekosistem tertentu.

BNC, diklaim Aditya, memiliki fleksibilitas dalam bekerja sama dengan berbagai mitra strategis, yang membuat speed to the market BNC menjadi lebih cepat dan luwes dalam menawarkan layanan dan produk perbankan kepada nasabah, yang mayoritas merupakan kaum muda yang tidak suka dengan hal yang monoton.

"Kami percaya dengan berbagai langkah yang BNC lakukan, dan diawali dengan kinerja di triwulan I-2024 yang mencatatkan pertumbuhan yang baik, pencapaian BNC hingga akhir tahun akan tumbuh semakin baik lagi," tutur Aditya. 

Dalam upaya meningkatkan perbaikan kinerja, Aditya menjelaskan, pihaknya telah melakukan berbagai efisiensi dalam operasional perbankannya.

Upaya ini diinisiasi sejak awal tahun 2023 dan berlanjut hingga kini. Berbagai upaya tersebut meliputi menerapkan kegiatan promosi yang lebih tepat sasaran, berfokus pada peningkatan layanan dengan produk dan fitur yang lengkap, meningkatkan kualitas kredit, meningkatkan risk awareness dan manajemen risiko yang lebih baik.

Berbagai langkah efisiensi yang BNC lakukan membuahkan hasil terlihat dari sisi rasio Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) yang mengalami penurunan sebesar 7,91 persen menjadi sebesar 98,83 persen di triwulan I-2024, dari 106,74 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Sedangkan dari sisi total aset mengalami sedikit penurunan dari sebesar Rp19,11 triliun di akhir Maret 2023, menjadi Rp18,91 triliun di Maret 2024.

"Sebagai bank dengan layanan digital terdepan, BNC memiliki keunggulan karena tidak bertumpu pada satu ekosistem tertentu. Kami memiliki fleksibilitas dalam bekerja sama dengan berbagai mitra strategis, yang membuat speed to the market BNC menjadi lebih cepat dan luwes dalam menawarkan layanan dan produk perbankan kepada nasabah, yang mayoritas merupakan kaum muda yang tidak suka dengan hal yang monoton," ungkap Aditya.

Sementara, berdasarkan laporan keuangan perusahaan, kredit yang disalurkan BNC per 31 Maret 2024 tercatat sebesar Rp9,4 triliun, turun 13,87 persen dari periode sama di 2023 lalu.

Secara bulanan, kredit yang disalurkan BNC pada akhir Februari 2024 dan akhir Januari 2024 masing-masing sebesar Rp9,76 triliun dan Rp10,14 triliun. Tren ini akan berlanjut untuk kredit yang disalurkan di April 2024.

BNC senantiasa menjaga kualitas kredit di mana Non-Performing Loan (NPL) neto per 31 Maret 2024 sebesar 1,3 persen, membaik dari sebelumnya 2,67 persen pada triwulan I-2023.

Hal ini terjadi karena BNC berfokus pada penyaluran kredit yang berkualitas, dengan lebih selektif dalam penyalurannya. 

"Kami optimistis perekonomian Indonesia akan terus tumbuh. Pertumbuhan ini adalah peluang bagi BNC untuk terus ekspansi penyaluran kreditnya. Di saat bersamaan BNC terus menjaga kualitas kredit yang disalurkan dengan lebih selektif dalam penyaluran kredit dan memperluas penyaluran kredit ke berbagai segmen nasabah, mulai dari individu, UMKM, dan korporasi," papar Aditya.

Dana Pihak Ketiga (DPK) BNC per 31 Maret 2024 tercatat sebesar Rp14,35 triliun dengan CASA rasio 27,6 persen. Terjadi peningkatan pada tabungan sebesar 16,17 persen dari Rp3,05 triliun pada triwulan I tahun lalu, menjadi Rp3,54 triliun pada periode sama tahun ini.

Sedangkan deposito mengalami penurunan 3,59 persen dari Rp10,77 triliun di triwulan I-2023 menjadi Rp10,39 triliun di triwulan I-2024. Sementara jumlah DPK pada akhir Februari 2024 dan akhir Januari 2024 masing-masing sebesar Rp13,84 triliun dan Rp14,62 triliun.

"Dengan ini BNC bisa segera menggenjot penyaluran kreditnya dan menorehkan kinerja yang positif ke depannya," urai Aditya.

Pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BNC untuk tiga bulan pertama 2024 tercatat sebesar Rp773,27 miliar. Pendapatan bunga bersih BNC untuk periode hingga April 2024 akan mencerminkan tren penyaluran kredit di periode tersebut.

"Namun kami yakin keadaan ini akan segera berbalik karena penyaluran kredit akan tumbuh tinggi dengan kualitas yang terjaga baik," tegas Aditya. (TSA)

SHARE