Bank Dunia Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi di Asia Timur dan Pasifik
bila kondisi global memburuk dan respon terhadap kebijakan nasional cukup lemah, bukan tidak mungkin pertumbuhan bakal tertahan hanya di level empat persen.
IDXChannel - Situasi yang belum menentu terkait perkembangan kondisi perang Rusia-Ukraina serta kemampuan pemulihan ekonomi yang tidak merata di kalangan negara-negara Asia Timur dan Pasifik (East Asia and Pacific/EAP) membuat Bank Dunia menurunkan proyeksinya terhadap pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.
Faktor krisis Ukraina, pengetatan keuangan di Amerika Serikat (AS) dan perlambatan ekonomi yang melanda China menjadi tiga poin utama yang melandasi penurunan proyeksi tersebut.
Pertumbuhan ekonomi di Asia Timur dan Pasifik secara keseluruhan diperkirakan mencapai lima persen pada tahun 2022 atau lebih rendah 0,4 poin dibanding proyeksi pada Bulan Oktober 2021 lalu. Bahkan bila kondisi global semakin memburuk dan respon terhadap kebijakan nasional cukup lemah, bukan tidak mungkin pertumbuhan bakal tertahan hanya di level empat persen saja.
"Invasi Rusia ke Ukraina mengancam pemulihan ekonomi yang tidak merata di negara-negara berkembang di EAP. Dengan tekanan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 yang berkepanjangan, pengetatan keuangan di AS perlambatan (ekonomi) di China, ujar Kepala Ekonom Bank Dunia Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo, dalam konferensi pers Bank Dunia, Selasa (5/4/2022).
Menurut Mattoo, berbagai tekanan membuat dunia usaha bakal menghadapi tantangan dalam hal pasokan. Sedangkan kenaikan harga komoditas dan bahan kebutuhan pokok juga membuat tingkat kemiskinan kembali jadi ancaman.
"Sementara kapasitas pemerintah untuk membantu telah menyempit karena pengeluaran pandemi. Utang yang tumbuh akan membatasi kapasitas dukungan fiskal. Meningkatnya inflasi dan pengetatan kondisi keuangan global akan mengecilkan ruang untuk pelonggaran moneter," tegas Mattoo. (TSA)