MARKET NEWS

Bank Jatim (BJTM) Tebar Dividen Rp53,08 per Saham, Kapan Cairnya?

Cahya Puteri Abdi Rabbi 08/03/2023 11:06 WIB

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau Bank Jatim berencana membagikan dividen untuk tahun buku 2022.

Bank Jatim (BJTM) Tebar Dividen Rp53,08 per Saham, Kapan Cairnya? (Foto: MNC Media).

IDXChannel - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau Bank Jatim berencana membagikan dividen untuk tahun buku 2022.

Direktur Utama BJTM, Busrul Amin mengatakan, ketentuan pembagian dividen akan disampaikan usai pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada April mendatang.

“Bisa kami pastikan dividen akan lebih tinggi daripada yang lalu, tumbuh sekitar 1,8%. Nilai dividennya sekitar Rp53,08 per saham yang diharapkan dapat memenuhi kepentingan pemegang saham,” kata Busrul di Jakarta, Selasa (7/3/2023).

Tahun 2022, perseroan membukukan laba sebesar Rp1,54 triliun, naik 1,30% dari 2021 yang sebesar Rp1,52 triliun. Hingga Desember 2022, kredit BJTM tercatat sebesar Rp46,19 triliun atau tumbuh 8,06%.

Secara rinci, kredit di sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi penyumbang kenaikan tertinggi dengan pertumbuhan sebesar 26,24% atau tercatat sebesar Rp6,34 triliun. 

Kemudian, portofolio kredit komersial juga mengalami peningkatan sebesar 7,02% atau tercatat Rp11,20 triliun. Serta, capaian kredit di sektor konsumsi juga tumbuh sebesar 5,11% atau tercatat Rp28,65 triliun.

Pertumbuhan penyaluran kredit BJTM juga diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. Hal tersebut terlihat dari rasio Loan At Risk (LAR) yang melandai di angka 4,81% pada 2022, dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 6,57%.

Sementara itu, Rasio Non Performing Loan (NPL) Gross perseroan juga ikut menurun di angka 2,83%, dibandingkan sebesar 4,48% pada tahun sebelumnya.

Sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit dan kualitas pinjaman yang memiliki performa positif, BJTM juga mencatatkan pertumbuhan pada Net Interest Income (NII) sepanjang tahun 2022 yang naik sebesar 4,40% atau menjadi sebesar Rp4,81 triliun. 

Sementara, biaya provisi melandai sebesar 10,54% menjadi Rp387 milliar.

Busrul mengungkapkan, pertumbuhan yang signifikan di sektor UMKM ditopang oleh penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp104,6 miliar. Hal itu menunjukkan keberhasilan perseroan dalam mendukung program pemerintah pada peningkatan UMKM melalui program KUR.

“Dilihat dari kualitas kreditnya, kredit sektor UMKM juga terlihat bagus dengan komposisi NPL terendah, yaitu 0,60% dibanding dengan sektor lainnya,” imbuhnya. 

(FAY)

SHARE