MARKET NEWS

Bappenas Implementasikan Ekonomi Sirkular untuk Tingkatkan PDB Indonesia

Shifa Nurhaliza 27/01/2021 15:15 WIB

Implementasi ekonomi sirkular diharapkan jadi salah satu kebijakan strategis dan terobosan untuk membangun kembali Indonesia yang lebih tangguh pasca Covid-19.

Bappenas Implementasikan Ekonomi Sirkular untuk Tingkatkan PDB Indonesia. (Foto : MNC Media)

IDXChannel - Dengan Implementasi ekonomi sirkular untuk pemulihan ekonomi dan reformasi sosial, diharapkan Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dapat menjadi salah satu kebijakan strategis dan terobosan untuk membangun kembali Indonesia.

“Implementasi ekonomi sirkular diharapkan dapat menjadi salah satu kebijakan strategis dan terobosan untuk membangun kembali Indonesia yang lebih tangguh pasca Covid-19, melalui penciptaan lapangan pekerjaan hijau (green jobs) dan peningkatan efisiensi proses dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya,” ungkapnya, dilansir laman resmi Kementerian PPN/Bappenas, Selasa (26/1/2021).

Suharso juga meluncurkan laporan The Economic, Social and Environmental Benefits of A Circular Economy in Indonesia atas kolaborasi Kementerian PPN/Bappenas bersama UNDP Indonesia serta didukung Pemerintah Kerajaan Denmark.

Laporan tersebut memaparkan hasil studi potensi ekonomi sirkular di Indonesia. Penerapan ekonomi sirkular pada lima sektor industri berpotensi menghasilkan tambahan Produk Domestik Bruto (PDB) secara keseluruhan pada kisaran Rp593 triliun hingga Rp642 triliun.

Studi tersebut fokus pada lima sektor utama Indonesia, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil, perdagangan grosir dan eceran (fokus pada kemasan plastik), konstruksi, serta elektronik. Selain itu, implementasi konsep ekonomi sirkular di kelima sektor juga dapat menciptakan sekitar 4,4 juta lapangan kerja baru hingga tahun 2030.

Model ekonomi sirkular membuka peluang bagi para pelaku ekonomi untuk mengurangi konsumsi bahan, produksi limbah, dan emisi sekaligus mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Model tersebut sudah berhasil diterapkan pada beberapa negara, termasuk Denmark.

“Keberlanjutan adalah inti dari filosofi produksi negara Denmark. Kami siap untuk berbagi praktik terbaik tentang penerapan ekonomi sirkular dan berharap Indonesia dapat mengadopsi proses yang sama seiring dengan upaya pembangunan berkelanjutan,” kata Menteri Lingkungan Hidup Denmark Lea Wermelin.

Ditekankan Kepala Perwakilan UNDP Indonesia Norimasa Shimomura, bahwa Indonesia sejatinya dapat memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang sangat besar dari penerapan ekonomi sirkular.

“Model ekonomi sirkuler memungkinkan kita mengurangi konsumsi bahan, sampah, dan emisi dan pada saat yang sama mempertahankan pertumbuhan dan menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan demikian, model ini mampu menjawab tantangan perubahan iklim dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama perempuan yang rentan, warga lansia, anak-anak, dan masyarakat disabilitas, yang sesungguhnya mampu berperan aktif di komunitas,” ujar Norimasa.

Kementerian PPN/Bappenas memproyeksikan penerapan model ekonomi sirkular ini juga dapat menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Indonesia yang cukup signifikan. Selain dampak ekonomi, ekonomi sirkular juga dinilai memberi dampak signifikan pada lingkungan. 

“Salah satunya, terdapat potensi untuk mengurangi emisi GRK yang bisa membantu Indonesia mencapai target penurunan emisi. Berdasarkan analisis kami, ekonomi sirkular bisa membantu Indonesia mencapai penurunan emisi GRK sebesar 126 juta ton CO2 ekuivalen pada 2030, yang didorong oleh beberapa faktor termasuk produksi limbah yang lebih rendah, penggunaan alternatif yang lebih hemat energi, dan perpanjangan umur sumber daya,” ujar Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Arifin Rudiyanto. (*)

SHARE