Baru Listing Sebulan Saham CHIP Sudah Melonjak 800 Persen, Apa Rahasianya?
Saham Pelita Teknologi Global (CHIP) mencatatkan kinerja moncer setelah IPO seiring tingginya minat investro terhadap saham emiten ini.
IDXChannel – Saham anak baru, PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP) mencatatkan kinerja moncer setelah melantai perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) seiring tingginya minat investor terhadap saham emiten ini.
Melansir data BEI pada penutupan sesi I, Selasa (28/3), saham CHIP kembali menyentuh auto reject atas (ARA) 10 persen, yang mana sahamnya melesat hingga 9,77 persen ke level Rp1.460/saham.
BEI mencatat, dalam sebulan belakangan, saham CHIP sudah 13 kali menyentuh ARA semenjak 27 Februari 2023. Sedangkan, dalam sebulan terakhir, saham emiten ini sudah terkerek hingga 263,18 persen.
Informasi saja, CHIP menggelar initial public offering (IPO) pada 8 Februari 2023 lalu. Dalam aksi tersebut, CHIP menawarkan sahamnya kepada publik sebesar Rp160/saham.
Artinya, dengan harga sahamnya pada penutupan sesi I, Selasa (28/3) di Rp1.460/saham, saham CHIP dibanding harga IPOnya sudah meroket hingga 812,50 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)
Menariknya, CHIP merupakan saham papan akselerasi, di mana sahamnya hanya dapat menyentuh ARA maksimal sebesar 10 persen.
Mengutip laman e-IPO, CHIP bergerak di bidang jasa teknologi informasi dan industri Smart Card. Adapun, emiten ini menjadi pemasok terbesar untuk pemenuhan produksi SIM Card untuk PT Hutchison Indonesia yang merupakan operator seluler Three, PT Indosat Oreedo Tbk hingga Telkomsel dan Zambia Telecom.
Selain itu, bank ternama PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga menjadi pelanggan utama CHIP untuk jasa IT & Application.
Masuk Radar UMA hingga Disuspensi BEI
Meroketnya saham CHIP secara signifikan membuat emiten ini masuk dalam radar pantauan bursa akibat adanya peningkatan harga saham yang di luar kebiasaan atau Unusual Market Activity (UMA).
Pada 6 Maret 2023 lalu, BEI memasukkan CHIP dalam radar pantauan bursa karena mencatatkan gerak saham yang menguat secara signifikan, yakni naik hingga 40,91 persen dalam kurun lima hari perdagangan.
"Dengan ini kami menginformasikan adanya peningkatan harga saham CHIP yang di luar kebiasaan yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity)," tulis surat yang ditandatangani Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Lidia M. Panjaitan dan Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan Pande Made Kusuma Ari A., Senin (6/3/2023).
Di samping itu, BEI juga sempat mensuspensi atau menghentikan perdagangan saham CHIP sementara pada Rabu (15/3) lalu.
Melansir pengumuman bursa pada Rabu (15/3), BEI melakukan suspensi terhadap saham CHIP karena adanya pergerakan saham yang melonjak signifikan setelah IPO.
Pada periode tersebut, harga saham CHIP melesat menjadi Rp1.025/saham dari harga IPOnya yang hanya sebesar Rp160/saham.
Lonjakan harga tersebut menjadikan kapitalisasi pasar saham yang dicatatkan di papan akselerasi ini melesat Rp128,96 miliar menjadi Rp806 miliar.
Tingginya minat investor terhadap saham CHIP tersebut seiring dengan potensi industri yang memiliki prospek menarik kedepannya.
Melansir prospektus perusahaan, jumlah pelanggan telepon seluler menunukkan tren yang terus meningkat sejak 2019 hingga 2021.
Pesatnya pertumbuhan pengguna telepon seluler mencerminkan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap perangkat ini untuk berkomunikasi dan mengakses internet.
“Perseroan memandang perkembangan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia yang semakin meningkat akan mendorong permintaan atas produk dan jasa yang ditawarkan perseroan, terutama usaha yang berhubungan dengan perangkat seluler,” tulis CHIP dalam prospektusnya.
Sementara, menurut data Statista, sebagaimana dikutip dalam prospektus CHIP, pada 2025, perangkan yang akan terhubung dengan Internet of Things (IoT) di seluruh dunia akan mencapai 75,4 miliar perangkat yang diaplikasikan untuk bidang keuangan hingga industri lainnya.
Adapun, aplikasi IoT tersebut meliputi penggunaan sim card pada mesin Electronic Data Capture (EDC) dan barcode untuk pembayaran kartu ATM hingga QR Code melalui smart phone.
Lebih lanjut, pada tahun 2023, pengeluaran perusahaan di berbagai negara untuk mengadopsi IoT mencapai USD15,7 triliun. Sedangkan, sebesar 15 persen pengeluaran IoT tersebut merupakan pangsa pasar di Indonesia.
Dengan besarnya pangsa tersebut, CHIP optimis akan prospek usaha yang cukup menjanjikan bagi kegiatan usaha IoT dari emiten ini.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.