MARKET NEWS

Baru Menjabat Empat Bulan, Ini Alasan Erdogan Pecat Gubernur Bank Sentral Turki

Tia Komalasari/IDXChannel 22/03/2021 10:57 WIB

Keputusan tersebut terjadi tak lama setelah Bank Sentral Turki menaikkan suku bunga utamanya secara tajam.

Keputusan tersebut terjadi tak lama setelah Bank Sentral Turki menaikkan suku bunga utamanya secara tajam. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memecat gubernur bank sentral, Naci Agbal, Sabtu (20/3/2021) waktu setempat. Pemecatan tersebut terjadi saat Agbal baru empat kali menjabat sebagai Gubernur Bank Sentral empat bulan lalu.

Dikutip dari DW, Langkah tersebut, diumumkan tanpa penjelasan dalam sebuah keputusan yang diterbitkan dalam Lembaran Negara Resmi pada Sabtu pagi. Namun keputusan tersebut terjadi tak lama setelah Bank Sentral Turki menaikkan suku bunga utamanya secara tajam. 

Agbal, yang juga mantan menteri Keuangan Turki, terus menaikkan suku bunga acuan selama berbulan-bulan menjabat. Tindakan ini diklaim Erdogan menyebabkan inflasi yang lebih tinggi.

Agbal akan digantikan oleh Sahap Kavioglu, seorang profesor perbankan dan kolumnis di sebuah surat kabar pro-pemerintah. Dia akan menjadi kepala bank keempat yang diangkat sejak Juli 2019. Seperti Erdogan, Kavioglu juga berpendapat bahwa suku bunga tinggi menyebabkan inflasi tinggi, meskipun ini adalah pandangan yang tidak dimiliki oleh sebagian besar ekonom.

Banyak yang menyalahkan kepercayaan Erdogan yang tidak ortodoks karena menyebabkan kesulitan ekonomi Turki saat ini, dengan presiden menekan bank tersebut untuk mempertahankan suku bunga rendah untuk mendorong pinjaman dan pertumbuhan.

Kritikus mengatakan tekanan seperti itu telah merusak independensi bank sentral. Manajer bank sebelum Agbal menggunakan banyak cadangan Turki dalam upaya menopang mata uang sementara suku bunga tetap jauh di bawah tingkat inflasi.

Sebagian karena pengaruh Agbal, nilai lira Turki telah pulih 15% sejak presiden melakukan perombakan November, termasuk pengunduran diri menantunya, Berat Albayrak sebagai menteri keuangan. Tetapi keberhasilan ini tampaknya belum cukup untuk menenangkan Erdogan, yang mengatakan hingga Januari bahwa dia "benar-benar menentang" suku bunga tinggi.

Kenaikan Agbal pada hari Kamis menaikkan suku bunga menjadi 19%, dengan bank mengatakan bahwa kebijakan moneter ketat diperlukan untuk menurunkan inflasi Turki, yang telah mencapai 15,61%.

Erdogan sendiri ingin membawa kota dengan peringkat inflasi tahunan menjadi di bawah 10% pada akhir tahun 2022 dan menjadi 5% pada saat ia dijadwalkan untuk menghadapi pemilihan umum, pada tahun 2023. (TIA)

SHARE