Batavia Prosperindo Trans (BPTR) Incar Dana Rp198,4 Miliar Lewat Rights Issue
Batavia Prosperindo Trans (BPTR) akan rights issue dengan menerbitkan sebanyak 1,98 miliar saham.
IDXChannel - PT Batavia Prosperindo Trans Tbk (BPTR) akan melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Emiten jasa transportasi ini akan menerbitkan sebanyak 1,98 miliar saham.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan menetapkan harga pelaksanaan rights issue sebesar Rp100 per saham. Dengan demikian, BPTR mengincar dana sebesar Rp198,40 miliar dari aksi korporasi ini.
“Setiap pemegang 25 saham lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) perseroan pada 21 Desember 2022 pukul 16.15 WIB berhak atas 32 HMETD, di mana setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak satu saham baru dengan harga pelaksanaan Rp100 per saham,” demikian tertulis dalam prosepektus, dikutip Kamis (24/11/2022).
Sementara itu, PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk (BPII) yang merupakan pemegang saham utama dan pengendali perseroan dengan kepemilikan 1,13 miliar saham atau mewakili 73,25% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor, menyatakan bahwa akan melaksanakan sebagian HMETD yang menjadi haknya sebesar 1,25 miliar saham atau 63,00% dari jumlah saham pada rights issue.
Adapun, atas sisa HMETD yang tidak dilaksanakan oleh BIPI, maka BIPI akan menawarkan atau mengalihkan sisa HMETD tersebut kepada pihak lain yang berminat.
“Dalam hal pemegang saham lama yang tidak melaksanakan haknya dalam HMETD, makan akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham atau terdilusi sebesar 59,18%,” lanjut prospektus.
Dari dana hasil rights issue ini, perseroan akan menggunakan sekitar 39% untuk penyelesaian angsuran atas utang pembiayaan dengan PT Woori Finance Indonesia Tbk (BPFI).
Kemudian, sebesar 37% akan digunakan untuk modal kerja perseroan, yaitu untuk perbaikan kendaraan, pembelian sparepart. Hal ini merupakan bagian dari kebutuhan pendanaan jangka pendek perseroan.
Lalu, sekitar 24% akan digunakan untuk pengeluaran modal atau capital expenditure (capex), yang dialokasikan untuk pembayaran uang muka atas pembelian armada baru, baik kendaraan penumpang (passenger car) dan kendaraan niaga (commercial car). Hal ini merupakan bagian dari kebutuhan pendanaan jangka panjang perseroan.
(FRI)