MARKET NEWS

Baterai LFP vs Nikel, Ini Kata Bos Antam (ANTM)

Atikah Umiyani/MPI 24/01/2024 03:10 WIB

Direktur Utama (Dirut) PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), Nico Kanter menjelaskan soal baterai mobil listrik LFP dan nikel.

Baterai LFP vs Nikel, Ini Kata Bos Antam (ANTM) (Foto MNC Media)

IDXChannel - Lithium ferrophospate (LFP) menjadi sorotan usai disinggung Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor urut 02 dalam Debat Cawapres Pilpres 2024 akhir pekan lalu. 

Merespons hal itu, Direktur Utama (Dirut) PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), Nico Kanter mengakui, pasar baterai LFP saat ini masih lebih dominan dibandingkan Nickel Manganese Cobalt Oxide (NMC).

Namun dia percaya bahwa ekosistem hilirisasi yang telah ditandatangani perusahaan pada Desember lalu harus disyukuri dan dikawal. 

Sebab menurut Nico, EV ekosistem yang kemarin ada di Indonesia merupakan yang pertama di dunia. 

"Maksudnya di negara lain juga tidak ada. Karena negara lain mungkin lebih punya infrastruktur dan lain-lain, tapi mereka tidak mempunyai sumber daya alam nya," jelas Nico ketika ditemui di Gedung Ombudsman RI, Jakarta, Selasa (23/1/2024). 

Diungkapkannya, Indonesia memiliki sumber daya alam yang kemudian bisa diolah dengan membangun smelter nikel baru yang berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF).

"Kita punya sumber daya alamnya, kita bisa monetize, kita bangun RKEF atau mid stream kita bangun nikel sulfatnya. Kita bangun prekursor, kita bangun electric vehicle battery-nya sel. Bahkan recycling juga akan dibikin di sini. Jadi this go to be first in the world, tapi itu akan butuh waktu," tutur Nico.

Oleh karena itu, sambungnya, pembentukan ekosistem baterai kendaraan listrik ini perlu dikawal dengan baik.

"Kemarin ditandatangani satu komitmen, investor ini Rp7 triliun masuk di Antam. Kan tidak sembarang investor yang bermitra dengan kita adalah the bigest EV battery producer in the world. Jadi kita apa lagi, kita bersyukur tapi harus kawal," paparnya. 

Lebih lanjut, Nico pun mengaku pede dengan pernyataan yang mengatakan bahwa nikel lebih memiliki kelebihan dibandingkan LFP. 

"Saya bilang lebih pede karena nikel memiliki kelebihan-kelebihan jangka panjangnya daripada bateri itu lebih baik, dari sisi safety-nya juga lebih baik. Saya pikir semua masing-masing punya kelebihan," jelas Niko. 

Menurutnya, saat ini alasan orang lebih memilih LFP karena harga nikel yang terlalu mahal. 

"Kalau harga nikel terlalu mahal orang akan lari ke LFP, makanya LFP menguasai market. Tapi karena mitra kita dia produce LFP, dia juga produce NCM," pungkas Nico. 

Sebelumnya, dalam Debat Cawapres 2024 lalu, Gibran bertanya ke Cawapres Nomor urut 01, Muhaimin Iskandar soal penggunaan LFP dibanding penggunaan baterai berbasis nikel yang seringkali digaungkan Co-Captain Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Iskandar (Timnas AMIN), Thomas Lembong. 

(FAY)

SHARE