Batu Bara Melonjak Lagi, Saham HRUM hingga ADRO Naik Berjamaah
Saham emiten batu bara menghijau pada perdagangan Rabu (26/7/2023). Ini seiring kembali naiknya harga kontrak berjangka (futures) si batu hitam.
IDXChannel – Saham emiten batu bara menghijau pada perdagangan Rabu (26/7/2023). Ini seiring kembali naiknya harga kontrak berjangka (futures) si batu hitam.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.04 WIB, saham PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) menguat 3,70 persen ke Rp336 per saham.
Saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) terangkat 3,22 persen, saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) naik 2,16 persen, saham PT ABM Investama Tbk (ABMM) terapresiasi 1,95 persen.
Selanjutnya, saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), masing-masing menguat 1,91 persen, 1,47 persen, dan 1,46 persen.
Saham PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) ikut menghijau, yakni 1,38 persen dan 1,23 persen.
Tidak ketinggalan, saham DOID, INDY, ARII, ADMR, TOBA, MBAP, hingga PTBA turut mendaki ke zona hijau pagi ini.
Sektor energi (IDXENERGY) juga menguat sebesar 0,85 persen, berada di posisi kedua sektor yang naik.
Sementara, batu bara untuk kontrak November 2023 melonjak 4,76 persen ke level USD158,35 per ton pada perdagangan Selasa (25/7).
Berdasarkan data Barchart, pada perdagangan hari sebelumnya, batu bara sempat mengalami kenaikan 1,21 persen di level USD151,15 per ton pada perdagangan Senin (24/7/). Sejak 23 Juni lalu harga batu bara berarti telah mengalami kenaikan 8,27 persen.
Adapun berdasarkan data Kementerian ESDM, harga acuan batu bara untuk Juli berada di level USD191,6 per ton.
Tren kenaikan lanjutan batu bara ini disinyalir dampak meningkatnya permintaan batu bara global, terutama di Asia.
Berdasarkan laporan Bloomberg, di awal Juli, ekspor batu bara Australia akan meningkat setidaknya untuk tiga tahun ke depan. Ini karena meningkatnya permintaan bahan bakar fosil ini di India dan Asia Tenggara, menurut laporan dari Canberra.
Pengiriman batu bara termal dan metalurgi, jenis batu bara masing-masing digunakan untuk pembangkit listrik dan pembuatan baja, akan terus meningkat volumenya hingga setidaknya 2025, berdasarkan laporan energi dan sumber daya triwulanan terbaru Australia yang dirilis Senin (26/6/2023).
Sementara, selama empat bulan pertama 2023, ekspor batu bara Indonesia ke China diperkirakan meningkat 65 persen secara tahunan (yoy).
Ekspor batu bara Indonesia masing-masing menyumbang 19 persen dan 11 persen dari semua kargo yang diangkut oleh kapal Panamax dan Supramax.
Perekonomian China yang tengah berusaha dipulihkan mendorong aktivitas industri meningkat. Kondisi ini mendorong permintaan batu bara.
China secara sensasional juga mengimpor batu bara dalam jumlah besar beberapa bulan terakhir. Secara total akan mengimpor 400 juta ton tahun ini.
Total impor batu bara China untuk paruh pertama tahun 2023 adalah 221,93 juta ton, dua kali lipat dibandingkan periode tahun 2022.
Impor batu bara China ini bahkan mengalahkan total tahun lalu sebesar 100 juta, serta mengalahkan rekor yang dicapai pada 2013 sebesar 327 juta ton. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.