Batu Bara Mulai Mendingin, Sudah saatnya 'Profit Taking' di Saham Ini?
Normalisasi harga batu bara bakal lebih cepat, sehingga sudah saatnya investor mengambil untung dari saham batu bara.
IDXChannel – Normalisasi harga batu bara diproyeksikan bakal lebih cepat dari perkiraan, sehingga sudah saatnya investor mengambil untung dari saham batu bara, terutama PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).
Melansir riset UOB KayHian bertajuk “Company Update: Indo Tambangraya Megah” yang dirilis pada Rabu (8/2), harga batu bara sudah turun lebih dari 40 persen menjadi USD230-250/ton di awal Februari.
Di samping itu, harga tersebut berada di level terendah sejak April tahun 2022 lalu.
“Normalisasi harga batu bara berlangsung lebih cepat dari prediksi karena berkurangnya kekhawatiran akan kekurangan pasokan batu bara,” tulis riset tersebut.
Menurunnya harga batu bara dipengaruhi oleh sentimen dari China yang melanjutkan impor batu bara dari Australia sehingga mengurangi gangguan pasokan batu bara.
Selain itu, cuaca yang lebih hangat di Amerika Serikat (AS) dan Eropa juga meredakan kekhawatiran akan kurangnya pasokan batu bara.
Kendati demikian, harga komoditas bisa mengalami rebound jangka pendek berkat berakhirnya libur Tahun Baru Imlek dan kembali normalnya permintaan batu bara di industri hilir.
Adapun, UOB KayHian memproyeksikan, harga batu bara akan stabil di USD260-280 ton pada 2023.
“China berencana meningkatkan produksi batu baranya setelah membuka kembali keran perekonomian, sedangkan di Indonesia, produksi batu bara diproyeksi akan tumbuh 5 persen secara year on year (yoy) menjadi 695 ton pada 2023,” tulis UOB KayHian.
Meski begitu, peningkatan produksi dari China menyebabkan harga batu bara berada di bawah USD300/ton pada 2023, sehingga bakal memengaruhi kinerja ITMG.
Menurut perkiraan UOB KayHian, laba bersih ITMG pada kuartal IV-2022 akan menurun secara bulanan.
Sementara, untuk tahun 2023, UOB KayHian memprediksi laba bersih ITMG akan turun 29,8 persen menjadi USD826 juta atau setara Rp12,39 triliun dengan asumsi kurs Rp15.000/USD seiring dengan normalisasi harga batu bara di USD260-280/ton di tahun ini.
Adapun, ITMG juga diperkirakan akan membukukan pendapatan yang lebih rendah di tahun ini, yakni turun 22,3 persen yoy menjadi USD2,8 miliar (Rp42 triliun).
“Kami memperkirakan EBITDA ITMG pada 2023 akan turun 27,3 persen menjadi USD1,2 miliar (Rp18 triliun) dari USD1,7 miliar (Rp25,50 triliun) pada 2022,” tulis UOB KayHian dalam risetnya.
Kendati demikian, ITMG berencana untuk meningkatkan produksi batu yakni sebesar 5-8 persen yoy sesuai target pertumbuhan produksi batu bara pemerintah guna mengantisipasi harga komoditas yang melemah di tahun ini.
“Kami berharap, ITMG dapat mengubah target produksinya menjadi 17,7 juta ton pada 2023, atau naik hingga 5 persen yoy dari target produksi tahun lalu,” tulis riset tersebut.
Sementara, UOB KayHian masih optimistis bahwa ITMG dapat membukukan laba bersih yang meningkat secara tahunan meski menurun secara bulanan.
UOB KayHian berharap, pada kuratal IV-2022 laba bersih ITMG dapat meningkat 38,7 persen secara yoy menjadi USD283 juta (Rp4,24 triliun) kendati merosot 34,6 persen secara bulanan.
Nasib Saham ITMG Pasca Normalisasi Harga Batu Bara
Seiring dengan laba bersih perusahaan yang merosot ingga 29,8 persen secara yoy, harga saham ITMG juga diproyeksi bakal menurun pada 2023.
Kendati demikian, harga saham ITMG masih bisa rebound ditopang oleh ekspektasi dividend yield yang tinggi.
“ITMG punya potensi dari dividend yield yang dapat membantu saham emiten untuk pulih dalam jangka pendek, terutama setelah rilis laporan keuangan tahun 2022 yang diikuti dengan pembayaran dividen,” kata UOB KayHian.
Tercatat, pada 22 November 2022, ITMG membayar dividen interim jumbo, yakni sebesar USD300 juta atau USD0,27 saham (Rp4.128/saham).
Adapun, laba bersih pada 2022 diharpkan melonjak 124 persn yoy, sehingga rasio pembayaran dividen pad periode ini diperkirakan mencapai 70 persen.
“Kami memperkirakan pembagian dividen di periode ini mencapai USD524 juta atau USD0,46/saham (Rp6.900/saham),” tulis UOBKayHian.
UOBKayHian melanjutkan, pembayaran dividen tersebut bisa menjadi katalis positif bagi saham ITMG, namun harganya bisa meluncur setelah tanggal cum dividen.
“Menurut pandangan kami, pergerakan saham ITMG dalam tiga tahun terakhir rata-rata naik sebesar 5,5 persen pada satu bulan sebelum tanggal cum dividen.
Selain itu, dengan menimbang pertimbangan di atas, UOB KayHian memberikan rating sell atau jual untuk saham ITMG dengan target harga Rp30.000.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.