BBCA Catat Laba Rp14,1 Triliun, Begini Prospek dan Target Sahamnya
BBCA mencatat laba bersih sebesar Rp14,1 triliun atau tumbuh 9,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
IDXChannel - Analis menargetkan harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau Bank BCA di level Rp11.287 per saham, menyusul solidnya kinerja emiten bank swasta tersebut kuartal I-2025.
BBCA mencatat laba bersih sebesar Rp14,1 triliun atau tumbuh 9,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Handiman Soetoyo dan Richard Ananda Gunawan mencatat, pendapatan bunga bersih BBCA ditopang oleh pengendalian biaya bunga berkat tingginya rasio dana murah (CASA).
“Net interest income tumbuh kuat 7,1 persen yoy, bisa menjadi yang tertinggi di antara empat bank besar, karena biaya bunga yang terkendali,” tulis analis dalam risetnya, Selasa (28/4/2025).
Menurut analis, saham BBCA sekarang diperdagangkan pada rasio buku atau PBV forward 3,8x (-1,5 SD dari rata-rata 5 tahun)
“Meskipun valuasinya menarik, kami pikir penjualan jangka pendek mungkin tepat. Sebagai catatan tambahan, konsensus memiliki TP sebesar Rp11.287,” tutur analis.
Penyaluran kredit BBCA juga terus bertumbuh, mencatatkan kenaikan 2,1 persen secara kuartalan dan 12,6 persen secara tahunan. Seluruh segmen bisnis berkontribusi terhadap pertumbuhan ini, termasuk kredit korporasi yang naik 13,9 persen secara tahunan.
Likuiditas BBCA tercatat membaik, dengan total dana pihak ketiga (DPK) naik 5,3 persen kuartal ke kuartal. CASA ratio pun meningkat dari 81,5 persen menjadi 82,1 persen, sementara loan to deposit ratio (LDR) menurun dari 78,4 persen menjadi 76,1 persen.
Meski demikian, kenaikan rasio kredit bermasalah (NPL) menjadi perhatian. BBCA mencatatkan NPL sebesar 2,0 persen, naik dari 1,8 persen di kuartal sebelumnya.
Analis memperingatkan risiko peningkatan biaya kredit atau cost of credit (CoC) berpotensi melebihi target, apabila tekanan NPL terus berlanjut.
“Meskipun hasil keseluruhan cukup baik, risiko kualitas aset dapat memangkas profitabilitasnya di kuartal mendatang,” kata analis.
(DESI ANGRIANI)