Beda Informasi Pendapatan BUMI di 2022, Benarkan Capai Level Tertinggi?
Rilis laporan keuangan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjadi perhatian di kalangan pelaku pasar modal. Sebab, terdapat dua informasi pendapatan yang berbeda.
IDXChannel - Rilis laporan keuangan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjadi perhatian di kalangan pelaku pasar modal. Sebab, terdapat dua informasi pendapatan yang berbeda.
Laporan keuangan konsolidasi BUMI per 31 Desember 2022 dalam keterbukaan informasi mencatat nilai pendapatan sebesar USD1,83 miliar. Namun, manajemen BUMI merilis data kepada investor yang menunjukkan pendapatan sebanyak USD8,53 miliar.
Manajemen bahkan mengklaim pendapatan tahun lalu menembus level tertinggi. Padahal terdapat selisih sekitar USD6,70 miliar.
MNC Portal Indonesia (MPI) mencoba mengonfirmasi hal tersebut. Namun, manajemen BUMI belum berkomentar terkait pendapatan 2022.
Dalam rilis yang disampaikan manajemen terkait laporan keuangan 2022, terdapat pendapatan dari PT Kaltim Prima Coal (KPC). "Laporan laba rugi periode FY-22 (YoY) termasuk KPC untuk kepentingan investor," tutur manajemen dalam rilis yang diterbitkan Selasa (28/3).
Adapun KPC merupakan salah satu raksasa pertambangan batu bara yang menjadi entitas ventura bersama BUMI dengan Bhira Investment Limited (Bhira-dahulu bernama Tata Power), dan Mountain Netherlands Investment B.V, yang merupakan afiliasi Country Forest Limited (CFL).
BUMI menggenggam 25% saham KPC secara langsung, dan sebesar 26% melalui PT Sitrade Coal (Sitrade) atau secara tidak langsung. Sitrade merupakan anak usaha BUMI yang sahamnya dimiliki sebanyak 99,98%.
Bhira menguasai 30% saham KPC, sedangkan Mountain Netherlands menggenggam 19% saham KPC. Dalam laporan konsolidasian 2022, KPC mencetak pendapatan sebesar USD6,70 miliar, meningkat dari pendapatan tahun 2021 sebesar USD4,41 miliar.
Adapun laba bersih KPC pada tahun 2022 sebesar USD630,92 juta, melambung jauh dari posisi laba tahun 2021 senilai USD275,52 juta.
(FRI)