Begini Rumus Debt to Equity Ratio: Berapa Rasio Utang yang Tergolong Aman?
Debt to equity ratio menghitung rasio utang terhadap ekuitas atau modal yang dimiliki suatu perusahaan.
IDXChannel—Bagaimana rumus debt to equity ratio? Secara bahasa, rasio ini juga diartikan sebagai rasio utang terhadap ekuitas atau modal. Dengan kata lain, rasio keuangan ini membandingkan jumlah utang perusahaan terhadap modal yang dimiliki.
Dilansir dari ocbcnisp.com (14/7), debt to equity ratio (DER) merupakan bagian dari rasio solvabilitas, juga menjadi salah satu indikator untuk melihat bagaimana kondisi kesehatan keuangan perusahaan.
Sebab secara tak langsung, rasio ini menggambarkan pula kemandirian finansial perusahaan dari pinjaman yang dimilikinya. Jumlah ekuitas dan utang piutang yang digunakan perusahaan untuk menggerakkan bisnisnya harus berada dalam posisi yang seimbang.
Utang yang terlalu banyak dibanding modal tentu tidak baik. Bahkan dalam keuangan personal pun, perencana keuangan tidak akan pernah menganjurkan seseorang untuk berutang tanpa modal yang cukup untuk melunasinya.
Rasio ini kerap juga menjadi pertimbangan bagi investor sebelum membeli saham perusahaan. Debt to equity ratio dapat dilihat dalam laporan keuangan emiten yang dipublikasikan dalam periode tertentu. Bagaimana cara menghitung debt to equity ratio?
Rumus Debt to Equity Ratio
Rasio utang terhadap ekuitas dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
‘Jumlah liabilitas : jumlah ekuitas x 100%’
Jumlah liabilitas adalah total kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu, misalnya utang jangka panjang dan utang lancar. Sementara jumlah ekuitas adalah besaran dari keseluruhan modal yang dimiliki perusahaan.
Seperti yang dibahas di atas, rasio ini kerap menjadi bahan pertimbangan sebelum investor mengambil keputusan untuk membeli saham. Lantas, bagaimana rasio utang perusahaan yang dianggap wajar?
DER 1
Jika nilai DER hanya 1, maka kondisi keuangan suatu perusahaan dikategorikan sebagai sehat. Jika perusahaan gagal bayar, maka perusahaan dapat membayar utangnya dengan ekuitas yang dimiliki.
DER >1
Jika hasil perhitungan menunjukkan DER di atas 1, perusahaan masih dikategorikan aman, namun kondisi keuangannya perlu diwaspadai. Aman atau tidaknya finansial perusahaan bergantung pada sumber utangnya.
Jika utangnya adalah utang usaha, maka kondisi keuangannya bisa dikategorikan baik-baik saja. Namun jika sumber utangnya adalah utang bank atau obligasi, maka kondisi keuangannya perlu diwaspadai.
DER >2
Jika hasil perhitungan DER lebih dari 2, maka kondisi keuangan perusahaan sudah tergolong rawan.
Menurut British Business Bank, DER yang baik umumnya berada di kisaran 1-1,5. Namun demikian, arti nilai DER akan bervariasi tergantung pada jenis industrinya. Sebab beberapa industri menggunakan lebih banyak pendanaan lewat utang dibanding industri lain.
Contohnya industri pada modal seperti keuangan dan manufaktur, DER yang dimiliki perusahaan dalam industri ini kerap tercatat lebih dari 2. Angka ini bisa jadi menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan utang untuk mendorong pertumbuhan bisnis.
Bagi investor, DER tinggi boleh jadi menandakan bahwa emiten berpotensi meraup pendapatan besar sehingga mampu melunasi utang, sekalipun saat ini jumlah utangnya cukup tinggi.
Demikianlah ulasan singkat tentang rumus debt to equity ratio yang bisa digunakan investor untuk mengambil keputusan sebelum membeli saham. (NKK)