Begini Sejarah Saham BANK dan Laporan Keuangannya
BANK atau kode emiten dari PT Bank Aladin Syariah Tbk dimulai pada 1 Februari 2021 dengan harga penawaran umum perdana saham Rp103 per saham.
IDXChannel - Sejarah saham BANK atau kode emiten dari PT Bank Aladin Syariah Tbk dimulai pada 1 Februari 2021 dengan harga penawaran umum perdana saham Rp103 per saham. Aladin Bank (BANK) adalah emiten perbankan yang akan membuka dan memfasilitasi akses layanan perbankan syariah digital untuk melayani semua lapisan masyarakat, serta menjalin kemitraan dengan perusahaan industri di berbagai sektor.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1994. Awalnya, perusahaan ini bernama Maybank Nusa Internasional, joint venture antara Maybank dan Bank Nusa Nasional. Sejak IPO pertama pada 1 Februari 2021 dengan harga awal Rp 103 per saham, hingga kini pada 16 Februari 2022 di harga Rp 2.310 per saham. Artinya dalam 1 tahun, perusahaan dengan kode BANK ini tumbuh sebesar 2.200%.
Berdasarkan data BEI per 28 Februari 2022, saham Bank Aladin adalah 13,26 miliar. Secara khusus, PT Aladin Global Ventures bertindak sebagai pemegang saham utama dengan 60,21% saham dan sisanya 39,79% dimiliki oleh pemegang saham publik. Struktur ini akan berubah dengan masuknya ZA Tech sebagai investor baru.
Laporan Keuangan Emiten BANK.
PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp43,98 miliar pada Q1-2022. Meski berada di posisi yang sama dengan tahun lalu, Bank Aladin masih mampu membukukan laba bersih sebesar Rp1,41 miliar. Sementara itu, total aset Bank Aladin meningkat 6,72% year-on-year dari Rp1,22 triliun menjadi Rp 1,3 triliun pada Maret 2022. Selain itu, ekuitas Bank Aladin juga meningkat tipis sebesar 12,89% YoY dari Rp1,15 triliun menjadi Rp1,00 triliun.
Kemudian, di tingkat dana pihak ketiga, dana investasi nonprofit tumbuh dari Rp499,57 miliar menjadi Rp38,08 miliar pada Q1-2022. Dana tersebut tergolong mahal. Sementara itu, pendapatan yang disalurkan kembali mencatat pertumbuhan sebesar 30,8% year-on-year, mencapai Rp12,5 miliar. Pertumbuhan ini didorong oleh pendapatan lain-lain yang tercatat sebesar Rp12,5 miliar. (SNP)