Berharap Pandemi Segera Jadi Endemi, HK Metals (HKMU) Yakin Bakal Mentas dari Kerugian
produsen barang metal, baja dan holo besi tersebut sangat berharap bahwa kondisi pandemi dapat segera teratasi dan beralih menjadi endemi.
IDXChannel - Kinerja sektor infrastruktur dan manufaktur yang belum sepenuhnya pulih dari tekanan pandemi COVID-19 diyakini sebagai alasan utama bagi PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) sehingga sampai saat ini masih terus berkubang dalam kerugian.
Karenanya, produsen barang metal, baja dan holo besi tersebut sangat berharap bahwa kondisi pandemi dapat segera teratasi dan beralih menjadi endemi, sehingga perekonomian nasional juga dapat beranjak pulih.
"Kami sangat optimistis hal itu dapat segera terjadi. Terlebih momentum adanya vaksin booster tidak berbayar bagi seluruh masyarakat, makin menambah optimisme kami bahwa pemulihan ekonomi nasional bisa cepat tercapai. Dengan begitu, industri manufaktur akan juga mendapat dampak positifnya secara langsung," ujar Direktur Utama HKMU, Muhamad Kuncoro, dalam keterangan resminya, Rabu (27/7/2022)
Di sepanjang 2021 lalu HKMU tercatat masih mencetak rugi bersih sebesar Rp230,54 miliar, membengkak dari kondisi rugi pada tahun 2020 yang 'masih' sebesar Rp 221,51 miliar. Sementara pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp389,71 miliar, merosot hingga 30,4 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp559,95 miliar.
Direktur Keuangan HKMU, Pratama Girindra Wirawan, mengatakan pihaknya masih tetap fokus memperbaiki kinerja bisnis. Per Triwulan I-2022, HKMU mencetak penjualan Rp120,49 miliar, turun 7,5 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp130,31 miliar. Karenanya, catatan rugi perusahaan membengkak dari semula Rp3,06 miliar menjadi Rp13,70 miliar untuk perbandingan periode yang sama.
Kontributor terbesar penjualan yakni manufaktur aluminium Rp67,3 miliar, disusul baja ringan Rp23,85 miliar, dan manufaktur toilet dan sanitary wares Rp11,14 miliar. Pendapatan manufaktur toilet ini bahkan naik 13 persen dari sebelumnya Rp9,86 miliar.
Kenaikan juga dicatatkan dari perdagangan stainless steel Rp5,36 miliar dari Rp1,21 miliar dan trading coil Rp3,09 miliar dari Rp371,34 juta. Sedangkan kewajiban HKMU tercatat Rp484,94 miliar, dengan ekuitas Rp214,18 miliar, sehingga debt to equity ratio (DER) di level 2,26 kali, dengan aset Rp 699,11 miliar.
"Kami masih bersyukur bahwa di tengah kondisi pasar yang masih berat, kami mampu meraih penjualan di triwulan I-2022. Secara konsolidasi turun karena tahun lalu masih ada kontribusi dari divisi manufaktur stainless steel yang kini sudah didivestasi," tegas Pratama. (TSA)