Berjumpa Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Simak Kinerja Pasar Modal Uzbekistan
Tim Nasional (Timnas) U23 Indonesia bersiap menghadapi Uzbekistan dalam laga semifinal Piala Asia U23 2024.
IDXChannel - Tim Nasional (Timnas) U23 Indonesia bersiap menghadapi Uzbekistan dalam laga semifinal Piala Asia U23 2024.
Pertandingan semifinal antara kedua negara tersebut akan digelar di Stadion Abdullah bin Khalifa pada Senin (29/4/2024) mulai pukul 21.00 WIB.
Selain soal bola, negara di Asia Tengah ini juga memiliki pasar modal yang aktif dan menjadi salah satu negara yang terdampak perang antara Rusia-Ukraina di 2022.
Kinerja Bursa Saham Uzbekistan
Uzbekistan secara historis memiliki hubungan perdagangan dan investasi yang erat dengan Rusia dan China.
Invasi besar-besaran yang dilakukan Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 dan tindakan sanksi yang dikenakan oleh komunitas internasional terhadap Ukraina pada 2022 juga menurunkan aliran masuk investasi asing langsung (FDI) ke Uzbekistan.
Penurunan ini terjadi sekitar 27 persen menjadi USD8 miliar, yang berdampak pada industri manufaktur sebesar 48 persen dan industri energi sebesar 12 persen.
Pada saat yang sama, hanya sedikit kemajuan yang dicapai dalam pengembangan undang-undang pasar modal/sekuritas yang telah lama ditunggu-tunggu, yang sangat penting untuk membuka aliran masuk modal dari investasi portofolio.
Selama ini, pasar modal Uzbekistan beroperasi di bawah otoritas Bursa Efek Tashkent (Tashkent Stock Exchange/TSE) atau secara resmi dikenal Toshkent Respublika fond birjasi. Bursa ini menjadi satu-satunya platform perdagangan saham dan obligasi korporasi di Uzbekistan.
Kinerja Bursa Efek Tashkent (TSE) pada kuartal-I 2024 menunjukkan penurunan volume perdagangan yang signifikan secara tahunan.
Laporan hasil, yang disusun oleh TSE dan Avesta Investment Group, menyoroti tren total volume perdagangan di TSE mencapai UZS171,9 miliar (setara USD13,5 juta), 9,7 kali lipat lebih rendah dibandingkan volume yang tercatat pada kuartal yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan tajam tersebut, menurut Avesta, disebabkan oleh beberapa transaksi merger dan akuisisi (M&A) signifikan yang terjadi pada 2023. Jika hanya fokus pada papan utama dan tidak termasuk transaksi besar, volumenya hanya turun 2,9 kali lipat.
Meskipun terjadi penurunan secara keseluruhan, jumlah transaksi yang diselesaikan selama 1Q24 meningkat menjadi 133.638. Ini mewakili peningkatan 2,9 kali lipat secara tahunan.
Kinerja Indeks Komposit Uzbekistan juga ditutup pada 661.5 poin pada Maret 2024-03, dibandingkan dengan 673.5 poin pada akhir bulan sebelumnya. Indeks saham Uzbekistan mencatatkan level tertinggi sebesar 1.443,5 poin pada Februari 2021 dan rekor terendah sebesar 329,8 poin pada Januari 2019. (Lihat grafik di bawah ini.)
Bursa Tashkent didirikan oleh pemerintah pada 1994 sebagai perusahaan saham gabungan terbuka yang berlokasi di ibu kota Uzbekistan Tashkent.
Informasi lainnya, Uzbekistan adalah negara berkembang dengan perekonomian berpendapatan menengah ke bawah di Asia Tengah.
Uzbekistan menerapkan program reformasi ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang diluncurkan pada 2017.
Reformasi ini membuat perekonomian negara yang sebelumnya terisolasi dan sangat tersentralisasi menjadi lebih ramah terhadap investor swasta dan lebih tahan terhadap faktor eksternal.
Pemerintah Uzbekistan menyatakan bahwa tujuan reformasi ini adalah untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan termasuk melalui perbaikan lingkungan bisnis.
Prospek transformasi ekonomi dan potensi besar pasar domestik negara dengan populasi lebih dari 36 juta jiwa ini semakin menarik perhatian perusahaan-perusahaan global.
Uzbekistan juga bukan merupakan anggota Eurasian Economic Union (EAEU) atau Collective Security Treaty Organization (CSTO) dan tetap mematuhi peraturan AS dan Uni Eropa.
Selain itu, juga terjadi penurunan arus masuk investasi dari Rusia. Meskipun Rusia terus menjadi mitra ekonomi terbesar Uzbekistan, kebijakan destruktifnya memotivasi pemerintah dan bisnis lokal untuk menjajaki pasar baru dan mengembangkan kerja sama ekonomi dengan negara lain.
Investor swasta besar memasuki sektor industri, kimia, perbankan, pariwisata, dan penerbangan selama periode pelaporan.
Defisit energi yang disebabkan oleh menurunnya pasokan hidrokarbon dan infrastruktur yang tidak efisien juga mendorong pengembangan energi ramah lingkungan di Uzbekistan.
Negara ini menginisiasi proyek energi surya sebesar 1.000 MW yang cukup menarik minat investor dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, China, Jepang, dan Korea.
Sasaran pemerintah Uzbekistan adalah menghasilkan 25-30 persen listriknya dari sumber energi terbarukan pada 2030 dan mencapai emisi nol karbon pada 2050. (ADF)