MARKET NEWS

BFI Finance (BFIN) Raih Pinjaman Sindikasi Rp2,2 Triliun, Dananya Buat Apa?

Fiki Ariyanti 03/05/2023 12:16 WIB

PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) telah menandatangani perjanjian fasilitas sindikasi pinjaman berjangka yang dijamin sebesar USD150 juta.

BFI Finance (BFIN) Raih Pinjaman Sindikasi Rp2,2 Triliun, Dananya Buat Apa? (Foto MNC Media)

IDXChannel - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) telah menandatangani perjanjian fasilitas sindikasi pinjaman berjangka yang dijamin sebesar USD150 juta atau sekira Rp2,2 triliun (kurs jisdor Rp14.703 per USD) pada 2 Mei 2023. 

Direktur BFIN, Sudjono mengatakan Standard Chartered Bank dan United Overseas Bank Limited bertindak sebagai Mandated Lead Arrangers and Bookrunners. Standard Chartered Bank (Hong Kong) Limited sebagai Agen Fasilitas dan PT Bank Central Asia Tbk sebagai Agen Jaminan.  

"Fasilitas pinjaman tersebut berjangka waktu sampai dengan tiga tahun dari tanggal penarikan dan akan digunakan untuk modal kerja dalam kegiatan usaha pembiayaan," ujarnya di keterbukaan informasi BEI, Rabu (3/5/2023).

Sekadar informasi, BFIN membukukan laba bersih sebesar Rp508,8 miliar pada kuartal I-2023. Jumlah ini meningkat 28,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).

"Jumlah laba bersih ini merupakan pencapaian laba bersih per kuartal tertinggi perusahaan," kata Sudjono, baru-baru ini. 

Perseroan membukukan pendapatan senilai Rp1,6 triliun sepanjang kuartal I-2023 atau tumbuh 39,0% yoy. Di sisi lain, biaya operasional perusahaan tercatat sebesar Rp1,0 triliun atau naik 46,8% yoy sejalan dengan peningkatan kegiatan operasional perusahaan guna mendukung pertumbuhan piutang selama satu tahun terakhir.

BFIN juga mencatatkan peningkatan total aset sebesar 46,5% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp24,0 triliun, atau naik 9,3% dibandingkan dengan total aset di akhir 2022.

Kenaikan ini didukung oleh realisasi pembiayaan baru di kuartal I-2023 yang melambung 53,9% yoy atau senilai Rp6,3 triliun. Angka ini serupa dengan nilai pembiayaan baru sepanjang kuartal IV-2022.

Per 31 Maret 2023, rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) terpantau rendah di bawah posisi 1%, yakni level bruto 1,06% dan neto 0,43% dengan cakupan penyisihan 3,8 kali. Piutang pembiayaan bersih terkumpul Rp21,4 triliun atau meningkat 45,0% dibandingkan periode kuartal I-2022.

(FAY)

SHARE