MARKET NEWS

BI Prediksi Rupiah Bakal Menguat ke Rp15.800 per USD di Kuartal IV 2024

Anggie Ariesta 24/04/2024 19:15 WIB

Bank Indonesia (BI) memprediksi nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan menguat seiring dengan respons berbagai kebijakan.

BI Prediksi Rupiah Bakal Menguat ke Rp15.800 per USD di Kuartal IV 2024. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Bank Indonesia (BI) memprediksi nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan menguat seiring dengan respons berbagai kebijakan.

Gubernur BI Perry Warjiyo meyakini nilai tukar Rupiah akan menguat hingga Rp15.800 per USD menjelang akhir 2024 berkat pihaknya yang berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi hingga menekan inflasi.

"Kami meyakini bahwa Rupiah akan tetap stabil di sekitar Rp16.200 pada triwulan II ini dan akan menguat ke arah rerata Rp16.000 di triwulan III dan bahkan akan menguat ke rerata Rp15.800 pada triwulan IV 2024," ujar Perry dalam konferensi pers RDG BI Bulan April 2024 secara virtual, Jakarta, Rabu (24/4/2024).

Respons tersebut di antaranya BI menilai pertumbuhan ekonomi 2024 diprakirakan berada dalam kisaran 4,7-5,5% dan inflasi terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1%.

Adapun inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2024 tercatat sebesar 3,05% (yoy), ditopang oleh inflasi inti yang rendah sebesar 1,77% (yoy) dan inflasi administered prices (AP) yang menurun menjadi 1,39% (yoy). 

Sementara itu, inflasi volatile food (VF) meningkat menjadi 10,33% (yoy) dari 8,47% pada bulan sebelumnya, dipengaruhi oleh faktor musiman periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan pergeseran musim tanam akibat dampak El-Nino.

"Respons itu juga diperkuat dengan kenaikan struktur bunga di pasar uang sejalan dengan kenaikan BI Rate dan meningkatnya Yield US Treasury dan premi risiko global agar aliran modal asing portofolio tetap masuk, agar imbal hasil aset keuangan domestik tetap menarik dan semuanya mendukung upaya stabilisasi nilai tukar Rupiah di triwulan I ini di Rp16.200 dan rerata Rp16.000 di triwulan III dan Rp15.800 di triwulan IV 2024," jelas Perry.

Dengan demikian, kata Perry, BI terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah dengan mengoptimalkan seluruh instrumen moneter yang tersedia, baik melalui intervensi di pasar valas secara spot dan DNDF, pembelian SBN dari pasar sekunder apabila diperlukan, pengelolaan likuiditas secara memadai, maupun langkah-langkah lain yang diperlukan.

"Itu langkah-langkah yang kami lakukan termasuk memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah dan juga memperkuat operasi moneter yang pro market," pungkasnya.

Sebagai informasi, BI mencatat indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) menguat tajam mencapai level tertinggi 106,25 pada tanggal 16 April 2024 atau mengalami apresiasi 4,86% dibandingkan dengan level akhir 2023.

Perkembangan ini memberikan tekanan depresiasi kepada hampir seluruh mata uang dunia, termasuk nilai tukar Rupiah. 

Yen Jepang dan Dollar New Zealand  masing-masing melemah 8,91% dan 6,12% (ytd), sementara mata uang kawasan, seperti Baht Thailand dan Won Korea masing-masing melemah 7,88% dan 6,55% (ytd).

Sementara itu, pelemahan Rupiah sampai dengan 23 April 2024 tercatat lebih rendah yakni 5,07% (ytd).

(YNA)

SHARE