Bisnis Manufaktur Resilien, VKTR Raup Pendapatan Rp414 Miliar di Semester I-2025
VKTR juga fokus menggarap pesanan yang masuk sejak awal tahun, yang dijadwalkan mulai terealisasi di paruh kedua 2025.
IDXChannel - PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) baru saja merilis Laporan Keuangan konsolidasi untuk periode kinerja Semester I-2025 lalu.
Dari data tersebut terlihat bahwa entitas bisnis di bawah naungan Bakrie Group tersebut mampu membukukan pendapatan bersih sebesar Rp414 miliar dalam enam bulan pertama tahun ini.
Capaian tersebute terhitung tumbuh tipis sebesar 1,2 persen dibanding realisasi pendapatan pada periode sama di 2024 lalu yang sebesar Rp409 miliar.
"Capaian positif ini berhasil didapat meski penjualan otomotif nasional secara nasional masih belum membaik," ujar Direktur Utama VKTR, Gilarsi W Setijono, dalam keterangan resminya, Selasa (29/7/2025).
Sementara, pada saat yang sama, VKTR juga membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp4,7 miliar, turun 68,7 persen secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp15,1 miliar pada Semester I-2024 lalu.
Menurut Gilarsi, penurunan terutama disebabkan oleh penjualan kendaraan listrik yang masih terbatas di paruh pertama tahun ini, mengingat sebagian besar pengiriman unit dijadwalkan terjadi di semester kedua 2025.
Di lain pihak, total aset tumbuh 11,4 persen (YoY) menjadi Rp1,791 triliun per 30 Juni 2025, dari Rp1,609 miliar per 31 Desember 2024.
Realisasi kenaikan aset, mayoritas karena adanya penambahan aset tetap seiring dengan selesainya pembangunan pabrik di Magelang, yang diharapkan dapat memperkuat kapasitas produksi kendaraan listrik dan peningkatan uang muka, seiring dengan masuknya pesanan dalam jumlah besar dari customer utama.
Sejalan dengan ekspansi ini, total liabilitas naik 38,4 persen (YoY) menjadi Rp627 miliar dari Rp453 miliar, disebabkan oleh kenaikan utang jangka pendek untuk mendukung modal kerja perusahaan.
Di tengah kondisi pasar otomotif nasional yang penuh tantangan, ditandai oleh penurunan penjualan kendaraan sebesar sembilan persen secara tahunan, berdasarkan data Gaikindo, VKTR berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan segmen manufaktur suku cadang sebesar empat persen (YoY) di Semester I-2025.
Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan permintaan dari pelanggan utama di segmen kendaraan komersial.
Pada paruh pertama 2025 ini, VKTR menerima Purchase Order (PO) 10 unit transporter dari penyedia jasa transportasi travel di daerah Jawa Barat.
Selain itu, di Semester I-2025 VKTR juga tengah mengerjakan proses perakitan Completely Knocked Down (CKD) 80 unit bus listrik untuk Transjakarta berdasarkan pemesanan yang telah kami terima di kuartal kedua tahun ini.
"Jumlah ini merupakan penambahan dari 72 unit bus listrik lainnya yang telah beroperasi untuk Transjakarta," ujar Gilarsi.
Pada periode yang sama, VKTR juga mendapatkan dukungan dari Mandiri Tunas Finance (MTF) untuk menyediakan fasilitas pembiayaan bagi konsumen VKTR melalui VKTR dan dealer-dealer resminya. Langkah ini merupakan bentuk komitmen VKTR dan MTF untuk memperluas jangkauan pasar dan mendorong percepatan adopsi kendaraan rendah emisi di Indonesia.
Gilarsi menyatakan bahwa Perseroan akan tetap fokus pada strategi pertumbuhan berkelanjutan di tahun 2025. Salah satu prioritas utama adalah memperluas penetrasi pasar melalui penguatan aktivitas penjualan dan pemasaran, termasuk pelaksanaan uji coba unit kepada lebih banyak calon pelanggan strategis.
Tahun ini, VKTR juga fokus menggarap pesanan yang masuk sejak awal tahun, yang dijadwalkan mulai terealisasi di paruh kedua 2025.
Perseroan juga berfokus pada optimalisasi operasional untuk memastikan efisiensi produksi serta mendorong peningkatan jumlah kendaraan listrik komersial yang dirakit secara lokal dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang tinggi.
Gilarsi meyakini bahwa penguatan kehadiran Perseroan di sektor KLBB Indonesia bukan hanya langkah bisnis, tapi juga bagian dari komitmen kami untuk menghadirkan solusi berkelanjutan.
"Dengan tetap agile dan responsif terhadap perubahan, kami siap tumbuh bersama pasar yang terus berkembang, seiring dengan arah diversifikasi produk di masa depan," ujar Gilarsi.
(taufan sukma)