Bisnis Memburuk Akibat Lonjakan Inflasi, Morgan Stanley Siapkan PHK Karyawan
tingginya inflasi membuat perusahaan harus semakin selektif dalam menentukan kesepakatan investasi yang bakal direalisasikan.
IDXChannel - Perusahaan investasi dunia, Morgan Stanley, mengaku bahwa lonjakan inflasi yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir membuat bisnis perusahaan cukup terganggu.
Untuk mengatasinya, sejumlah langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) kini tengah dalam pertimbangan perusahaan, lantaran dinilai sebagai jalan keluar yang paling realistis untuk dilakukan saat ini.
"Beberapa orang akan dilepaskan," ujar Chief Executive Officer Morgan Stanley, James Gorman, Kamis (1/12/2022).
Menurut Gorman, tingginya inflasi membuat perusahaan harus semakin selektif dalam menentukan kesepakatan investasi yang bakal direalisasikan.
Imbasnya, realisasi kesepakatan yang didapat perusahaan pun berkurang signifikan.
"Kesepakatan melamban, sehingga membebani keuntungan. Maka pemotongan (jumlah karyawan) sederhana dibutuhkan. Di sebagian besar bisnis, itulah yang akan Anda lakukan setelah bertahun-tahun berkembang," tutur Gorman.
Dalam kesempatan yang sama, Gorman juga mengapresiasi langkah Elon Musk, salah satu klien utamanya, yang tetap menjalankan rencananya dalam sekian aksi investasi di tengah tekanan ekonomi global yang terjadi.
"Saya tidak akan bertaruh melawan Elon Musk," puji Gorman.
Dalam pandangan Gorman, Musk bersama Steve Jobs dan Bill Gates, serta satu-dua nama lainnya, merupakan pengusaha paling menarik di dunia dalam 50 tahun terakhir.
"Siapa yang tidak mau berbisnis dengan orang yang memiliki kemampuan seperti itu," ungkap Gorman.
Morgan Stanley termasuk di antara pemberi pinjaman yang menyediakan USD13 miliar dalam pembiayaan untuk akuisisi Twitter Inc senilai USD44 miliar oleh Musk.
Reuters melaporkan pada bulan Oktober bahwa bank membatalkan rencana untuk menjual utang kepada investor karena ketidakpastian seputar keuntungan dan kerugian Twitter, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Gorman mengatakan bahwa Morgan Stanley menargetkan mendatangkan USD1 triliun uang baru dari klien setiap tiga tahun. Bank berencana untuk akhirnya meningkatkan aset yang dikelola menjadi USD10 triliun, tanpa menentukan kerangka waktu untuk target tersebut.
Aset klien, yang mencakup bisnis pengelolaan kekayaan dan investasi, mencapai USD5,4 triliun pada akhir September.
Setelah memimpin raksasa Wall Street pada tahun 2010, Gorman telah mengubah Morgan Stanley menjadi perusahaan yang lebih terdiversifikasi, yang tidak terlalu bergantung pada kekuatan tradisionalnya, yaitu perbankan, perdagangan dan investasi.
Gorman sukses mencapai kesepakatan besar termasuk akuisisi manajer uang Eaton Vance, broker online E*Trade, manajer rencana saham Solium Capital dan Smith Barney, penasihat broker dan investasi yang menjadi landasan lengan manajemen kekayaan bank.
Manajemen kekayaan menyumbang 47 persen dari pendapatan Morgan Stanley pada kuartal ketiga, dibandingkan dengan 34% selama kuartal pertama sebagai chief executive.
Setelah belasan tahun memimpin bank tersebut, Gorman mengatakan sedang mempersiapkan empat calon penerus, tanpa menyebut nama mereka. Wakil presiden Morgan Stanley Ted Pick dan Andy Saperstein, chief operating officer Jonathan Pruzan, dan kepala manajemen investasi Dan Simkowitz secara luas dipandang sebagai pesaing untuk posisi puncak.
"Saya punya rencana, dan saya tidak melakukan banyak hal secara kebetulan saat menjalankan bisnis. Akan ada rencana, akan ada hasil, salah satu dari empat eksekutif itu akan menjalankan Morgan Stanley. Kami akan mencapai aset USD10 triliun," tegas Gorman.
Penulis: Hafiz Habibie