MARKET NEWS

BlackRock Terus Borong Surat Utang RI, Isu Demo Tak Jadi Masalah

Rahmat Fiansyah 02/09/2025 14:52 WIB

BlackRock tetap menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara favorit investasi dengan terus memborong surat utang negara.

BlackRock tetap menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara favorit investasi dengan terus memborong surat utang negara. (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - BlackRock tetap menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara favorit investasi dengan terus memborong surat utang negara untuk tenor jangka menengah hingga panjang. 

Bagi perusahaan manajemen aset raksasa global tersebut, instabilitas politik seperti yang terjadi belakangan ini sudah cukup dikompensasi dengan imbal hasil (yield) tinggi yang ditawarkan.

BlackRock terus menaikkan porsi kepemilikan obligasi bertenor 10-15 tahun, bergeser dari tenor-tenor pendek sebelumnya. Hal itu diungkap oleh Head of Fundamental Fixed Income BlackRock untuk Asia Pasifik, Navin Saigal.

Dia bilang, pergeseran itu dilakukan karena obligasi jangka panjang berdampak lebih sedikit terhadap langkah Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bung acuan secara mengejutkan beberapa waktu lalu serta arah kebijakan moneter bank sentral AS, The Fed ke depan.

"Berita-berita terbaru ini tidak membuat kami berpikir untuk mengubah posisi investasi di Indonesia," kata Saigal dikutip dari Bloomberg, Selasa (2/9/2025),

"Meskipun saya tentu tetap menilai situasi perlu dipantau, hal ini justru menunjukkan bahwa memiliki premi risiko atau margin safety yang memadai dalam investasi sangatlah penting, dan bahwa pendekatan investasi yang terdiversifikasi itu krusial," ujarnya.

Pernyataan BlackRock tersebut disampaikan setelah Indonesia diterpa aksi jual (sell off) saham dan obligasi menyusul peristiwa demonstrasi massa yang memprotes kenaikan biaya hidup dan kesenjangan sosial antara elite dan masyarakat.

Presiden Prabowo Subianto juga membatalkan kunjungannya ke China imbas memanasnya kondisi politik dalam negeri yang menyasar sejumlah pejabat, terutama DPR.

Menurut Saigal, imbal hasil riil obligasi Indonesia sebesar 3 persen saat ini memiliki premi risiko yang cukup bagus. BlackRock memegang obligasi Indonesia sedikitnya 12-18 bulan terakhir dengan porsi obligasi Indonesia mencapai 5-15 persen dari total keranjang Asia.

Saigal menilai, ketegangan politik di Indonesia mungkin menciptakan sentimen negatif dalam jangka pendek. Namun, dia menekankan porsi kepemilikan asing pada obligasi Indonesia berada di level terendah dalam beberapa dekade terakhir.

"Bukan tidak mungkin ketegangan ini justru menciptakan dan memicu perubahan struktural yang positif, yang menguntungkan negara dalam jangka panjang," kata Saigal.

Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga berjanji akan memperbaiki kebijakan pemerintah. Hal ini dipandang sebagai sinyal kepada pasar bahwa dia akan terus mengelola APBN. Investor juga memandang Sri Mulyani sebagai sosok yang konsisten dan disiplin dalam mengelola fiskal.

Hingga akhir Agustus 2025, porsi kepemilikan asing pada obligasi Indonesia hanya 15 persen, jauh dari posisi pada 2020 saat asing memegang 39 persen surat utang negara.

>

(Rahmat Fiansyah)

SHARE