BRI (BBRI) Bakal Buyback Saham Rp1,5 Triliun, Dirut Ungkap Alasannya
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham dengan maksimum sebesar Rp1,5 triliun.
IDXChannel - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham dengan maksimum sebesar Rp1,5 triliun. Hal tersebut setelah publikasi Laporan Keuangan kuartal I-2024, di mana harga saham BBRI terpantau mengalami koreksi yang cukup signifikan.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan pihaknya melakukan buyback untuk memberikan sinyal bahwa kondisi perusahaan jauh lebih baik dibandingkan dengan apa yang dipersepsikan market.
Senada, Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu R.K, menyampaikan bahwa fokus manajemen adalah memastikan perusahaan dapat tumbuh dengan lebih baik dan lebih sehat dalam jangka panjang, meskipun itu memerlukan koreksi-koreksi kecil di perjalanan jangka pendek.
"Bagi long-term shareholders, penyempurnaan dan perbaikan yang kami lakukan saat ini, seharusnya memberikan benefit lebih tinggi," ungkap Viviana dalam keterangan resmi, Rabu (1/5/2024).
Seperti diketahui, BRI mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk melaksanakan buyback saham BBRI maksimum sebesar Rp1,5 triliun dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 13 Maret 2023.
Buyback saham, prosesnya dilaksanakan dalam kurun waktu 18 bulan sejak disetujuinya buyback lewat RUPST tersebut.
Dari sisi kinerja, BRI secara konsolidasi berhasil mencetak laba sebesar Rp15,98 triliun di kuartal I-2024.
Hingga akhir Maret 2024, tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year (yoy). Dari penyaluran kredit tersebut, sebesar 83,25% atau Rp1.089,41 triliun merupakan portofolio kredit untuk segmen UMKM.
Penyaluran kredit yang tumbuh double digit tersebut berdampak terhadap meningkatnya aset perseroan, yakni sebesar Rp1.989,07 triliun atau tumbuh 9,11% (yoy).
"BRI meyakini pemberdayaan yang terus dilakukan perseroan kepada segmen UMKM memiliki impact terhadap daya tahan ekonomi nasional, mengingat UMKM berperan terhadap sekitar 97% job creation (penciptaan lapangan kerja) di Indonesia dan menyumbang PDB di kisaran 61%,” jelas Sunarso.
Menurut Sunarso, dengan pijakan kinerja yang positif pada tiga bulan pertama 2024, BRI optimistis dapat terus tumbuh secara berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip-prinsip prudential banking, serta risk management yang baik di tengah dinamika kondisi perekonomian dan geopolitik global yang perlu dicermati.
"BRI akan lebih fokus merespon tantangan domestik, terutama melalui pemberdayaan UMKM," pungkas Sunarso.
(NIA)