MARKET NEWS

Buana Lintas Lautan (BULL) Beberkan Empat Strategi Transformasi Bisnis

Dhera Arizona Pratiwi 15/12/2025 11:43 WIB

PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) menyatakan sedang dalam proses transformasi strategis untuk mengembangkan backlog pendapatan berbasis kontrak yang besar. 

Buana Lintas Lautan (BULL) Beberkan Empat Strategi Transformasi Bisnis. (Foto Istimewa)

IDXChannel - PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) menyatakan sedang dalam proses transformasi strategis untuk mengembangkan backlog pendapatan berbasis kontrak yang besar. 

Corporate Secretary BULL Krisnanto Tedjaprawira mengatakan, langkah ini akan semakin meningkatkan kapasitas BULL saat memasuki segmen transportasi LNG dan berkembang di sektor angkutan laut minyak mentah dan produk minyak.

"Hal ini juga akan secara optimal meningkatkan arus kas BULL dengan menggabungkan marjin tinggi dari transportasi LNG, minyak mentah dan produk minyak dengan stabilitas produksi dan penyimpanan minyak lepas pantai serta midstream LNG, mencapai pertumbuhan tingkat selanjutnya," ujarnya dalam keterbukaan informasi BEI, Senin (15/12/2025).

Dia menuturkan, perseroan akan fokus pada empat pilar perkembangan yang diyakini mampu melipatgandakan potensi pertumbuhan jangka panjang perseroan.

Pilar pertama, transportasi LNG. Lonjakan pembangunan pabrik pencairan LNG baru mulai pada 2026 yang diperkirakan akan meningkat sebesar 58 juta ton per tahun.

Kondisi tersebut berarti mendorong permintaan 140-155 kapal pengangkut LNG baru pada periode 2026-2027.

"Dengan hanya 120-140 kapal baru yang masuk dan hingga 60 kapal sudah berusia lebih dari 30 tahun dan diperkirakan akan dibesi-tuakan, kekuatan tarif kapal pengangkut LNG di pasar internasional baru-baru ini diperkirakan akan berlanjut," katanya.

Rata-rata pendapatan setara sewa waktu meningkat 414 persen menjadi USD12.667 per hari (Oktober 2025), menjadi USD65.167 per hari (Desember 2025).

Pilar kedua, Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) untuk gasifikasi LNG.

Krisnanto mengungkapkan, pemerintah telah menyatakan komitmennya untuk meningkatkan gasifikasi produksi listrik Indonesia dan berencana untuk segera membangun lima FSRU besar di samping FSRU LNG yang lebih kecil dan klaster logistik sesuai Rencana Usaha Penyediaan Listrik (RUPTL) 2025-2034.

"Sehingga, BULL bermaksud untuk secara aktif mendukung proses ini," katanya.

Pilar ketiga, produksi dan penyimpanan minyak mentah dan gas alam lepas pantai. Pasar untuk unit produksi, penyimpanan, dan bongkar muat terapung (FPSO) diperkirakan akan tumbuh secara substansial dengan hingga 12 unit dan akan dikerahkan dalam beberapa tahun ke depan di Asia Tenggara.

"Indonesia, Malaysia dan Vietnam sebagai yang paling aktif. Indonesia sendiri menawarkan 108 cekungan sedimen untuk eksplorasi dan produksi minyak, di mana 63 persen berada di lepas pantai. BULL berencana untuk segera memasuki pasar ini," ujar Krisnanto.

Pilar keempat, transportasi minyak mentah dan produk minyak. BIMCO memperkirakan permintaan ton-mil tumbuh 2-3 kali lebih cepat daripada barel, sehingga pertumbuhan permintaan ton-mil kapal tanker minyak sebesar 3 persen CAGR dari 2024 diperkirakan akan terus berlanjut didorong oleh pengalihan rute akibat perang tarif.

"Dikombinasikan dengan pertumbuhan armada yang rendah, potensi lonjakan minyak di penyimpanan terapung dan seasonality yang kuat dalam tarif, kenaikan tarif baru-baru ini diperkirakan akan tetap kuat," katanya.

Pendapatan rata-rata setara sewa waktu mengalami kenaikan 57 persen menjadi Desember sebesar USD62.987 per hari, dari sebelumnya pada Oktober USD40.007 per hari.

Untuk memaksimalkan perkembangan, kata dia, perseroan juga mengidentifikasi peluang perkembangan anorganik dengan akuisisi asset yang membawa nilai akretif. Artinya, tidak hanya secara organik dengan membeli kapal tanker satu per satu.

"Untuk mempersiapkan diri secara optimal menghadapi era pertumbuhan baru ini, perseroan sedang menjajaki tindakan korporasi dan investasi strategis untuk memperkuat neraca keuangan guna memastikan semua peluang pertumbuhan ini akan didanai dengan cepat dan kompetitif," katanya.

Dia menambahkan, pendekatan empat pilar dirancang untuk mendiversifikasi pendapatan di sektor pelayaran, infrastruktur dan produksi, menyeimbangkan siklus antara bisnis margin tinggi spot dan stabilitas bisnis berbasis kontrak, mningkatkan disiplin modal melalui investasi dan kemitraan selektif, memanfaatkan sinergi operasional dan teknis di seluruh aset terapung, serta memposisikan Perusahaan untuk transisi energi, sambil mempertahankan eksposur terhadap hidrokarbon inti.

Selanjutnya, perseroan akan memaparkan transformasi strategis tersebut secara lebih rinci dengan menggelar presentasi investor pada 19 Januari 2026.

(Dhera Arizona)

SHARE