Buka Pabrik EV dan Baterai di AS, Hyundai Siapkan Investasi Rp84,7 T
Rencananya, pabrik bakal mulai berproduksi secara komersial pada pertengahan tahun 2025 mendatang.
IDXChannel - Pabrikan otomotif asal Korea Selatan, Hyundai Motor Co, mengungkapkan rencananya membuka pabriknya di AS, dengan nilai investasi mencapai USD5,5 miliar, atau sekitar Rp84,7 triliun. Pabrik tersebut nantinya memproduksi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) berikut dengan pasokan baterainya.
Pabrik tersebut bakal terletak di Savvanah, Negara Nagian Georgia, dengan kapasitas produksi sekitar 300.000 unit EV. Rencananya, pabrik bakal mulai berproduksi secara komersial pada pertengahan tahun 2025 mendatang.
Proses peletakan batu pertama untuk metaplant Grup Hyundai tersebut bakal dilakukan 25 Oktober mendatang. Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Hyundai senilai USD10 miliar untuk mendorong mobilitas masa depan di AS, termasuk produksi kendaraan listrik (EV).
Terobosan ini dibuat bersamaan dengan kemarahan Korea dan Uni Eropa atas kebijakan pajak kendaraan listrik yang diterapkan oleh pemerintah AS. Berdasarkan kebijakan pengurangan inflasi yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden, proses perakitan EV harus dilakukan di Amerika Utara, untuk memenuhi syarat kredit pajak di AS.
Namun demikian, pihak Hyundai dan salah satu perusahaan afiliasinya, Kia Corp, belum termasuk dalam kebijakan tersebut, lantaran sejauh ini belum membuat kendaraan di sana. Guna meredakan situasi, Biden mengaku siap melanjutkan pembicaraan terkait permasalahan ini dengan pihak Korea Selatan, pada awal bulan ini.
Dalam kesempatan tersebut, Biden juga memuji langkah investasi yang dilakukan produsen mobil asing besar untuk membangun kendaraan listrik dan pabrik baterai di AS.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, meminta bantuan Presiden AS untuk menghilangkan kekhawatiran pihak Korea terhadap aturan baru AS yang mungkin merugikan produsen mobil Korea Selatan.
Sebagai hasil dari undang-undang Agustus, hanya sekitar 20 EV yang memenuhi syarat untuk subsidi di bawah aturan baru, diantaranya model dari Ford Motor Co dan BMW. (TSA)
Penulis: Ribka Christiana