MARKET NEWS

Buka Peluang Investor Strategis, Sritex (SRIL) Bidik Modal Rp1,5 Triliun

Dinar Fitra Maghiszha 16/08/2023 17:41 WIB

PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex (SRIL) membidik dana modal sebesar USD100 juta atau setara Rp1,5 triliun (asumsi kurs Rp15.000).

Buka Peluang Investor Strategis, Sritex (SRIL) Bidik Modal Rp1,5 Triliun (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex (SRIL) membidik dana modal sebesar USD100 juta atau setara Rp1,5 triliun (asumsi kurs Rp15.000). 

Ini berlangsung setelah rencana perdamaian dengan kreditur mendapat kesepakatan (homologasi), sehingga tidak lagi dalam keadaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Penggalangan modal kerja ini dilakukan melalui satu atau serangkaian skema, yang berlangsung selama 3 tahun, sejak 30 Juni 2022. Upaya ini diharapkan dapat memacu kinerja perseroan.

"Penggalangan dana masih dalam proses dan betul sampai 30 Juni 2025," kata Direktur Keuangan dan Corporate Secretary SRIL, Welly Salam kepada IDX Channel, Selasa (15/8/2023).

Adapun perseroan juga mengincar aset sponsor sebagai jaminan untuk mengamankan modal. Ini diyakini dapat mendukung arus kas dan operasional perseroan.

Welly menyatakan, Sritex terbuka terhadap potensi masuknya investor strategis. Mengingat saham SRIL masih disuspensi, maka skema penambahan modal masih bersifat pinjaman, hingga dapat dikonversi menjadi saham saat suspensi dibuka.

"Potensi investor strategis ya terbuka saja. Karena suspensi maka skemanya utang dulu dan baru konversi ke saham jika sudah tidak suspensi," paparnya.

Saat ini proses pencarian modal masih terus berlangsung. Kegagalan untuk meningkatkan modal kerja dipandang akan memicu gagal bayar berdasarkan rencana perdamaian dengan kreditur.

Selain pencarian modal, perseroan juga tengah fokus meningkatkan efisiensi biaya meliputi ongkos operasional hingga produksi lainnya.

Hingga Juni 2023, SRIL masih mengalami defisiensi modal (modal negatif) sebesar USD859,05 juta. Jumlah itu setara Rp12,9 triliun (kurs tanggal pelaporan Rp15,026 per 1 USD).

Kondisi ini berlangsung saat jumlah utang/kewajiban (liabilitas) perseroan lebih besar dari asetnya.

Hingga 30 Juni 2023, nilai liabilitas yang ditanggung perseroan mencapai USD1,56 miliar, alias lebih tinggi dari asetnya yang sebesar USD707,43 juta.

Pembengkakan rugi membuat SRIL menanggung defisit saldo laba senilai USD1,06 miliar atau setara Rp16,01 triliun. 

(DES)

SHARE