Bukit Asam (PTBA) Catat Laba Rp2,03 Triliun di Semester I-2024
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengantongi laba bersih sebesar Rp2,03 triliun di paruh pertama tahun 2024.
IDXChannel - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengantongi laba bersih sebesar Rp2,03 triliun di paruh pertama tahun 2024. Angka itu mengalami penurunan 26,75 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,77 triliun.
Sementara itu, pendapatan PTBA tercatat naik 4,15 persen menjadi Rp19,64 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp18,85 triliun. Secara rinci, pendapatan dari penjualan batu bara tercatat sebesar Rp19,38 triliun dan pendapatan dari aktivitas lainnya tercatat sebesar Rp254,13 miliar.
Adapun secara kuartalan atau quarter to quarter, kinerja keuangan PTBA mengalami peningkatan signifikan. Pendapatan pada kuartal II 2024 tercatat sebesar Rp10,23 triliun, naik 9 persen dibanding kuartal I.
Sementara laba bersih pada kuartal II 2024 mencapai Rp1,24 triliun, tumbuh 57 persen secara kuartalan. Sekretaris Perusahaan PTBA, Niko Chandra menyampaikan, pencapaian laba bersih didukung oleh peningkatan kinerja operasional perseroan sepanjang semester I 2024.
Total penjualan batu bara PTBA pada Januari-Juni tahun ini mencapai 20,05 juta ton, meningkat 15 persen secara tahunan.
“Sedangkan ekspor batu bara PTBA pada periode ini sebesar 8,48 juta ton atau naik 20 persen secara tahunan. Sebagai pembanding, penjualan ekspor pada semester I 2023 sebesar 7,10 juta ton,” kata Niko dalam keterangan resmi pada Kamis (1/8/2024).
Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 11,57 juta ton, tumbuh 12 persen dibanding semester I 2023 yang sebesar 10,33 juta ton.
Adapun per semester I 2024, produksi batu bara PTBA mencapai 18,76 juta ton dan realisasi angkutan dengan kereta api 17,33 juta ton. Niko menjelaskan, tantangan bagi perseroan di tahun ini, di antaranya adalah koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar.
Rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 19 persen secara tahunan dari USD93,49 per ton pada semester I 2023 menjadi USD75,89 per ton pada semester I 2024.
Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 36 persen secara tahunan menjadi USD130,66 per ton, dari USD204,27 per ton pada Semester I 2023.
“Karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik,” ujar Niko.
Tak hanya itu, perseroan juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal.
Lebih lanjut, PTBA juga berharap agar pembentukan Mitra Instansi Pengelola (MIP) dapat segera terealisasi dan memberikan dampak baik bagi kinerja keuangan perseroan.
(Selfie Miftahul Jannah)