MARKET NEWS

BUMA (DOID) Catat Rugi Rp1,2 Triliun di Semester I-2025, Manajemen Beberkan Penyebabnya

Dinar Fitra Maghiszha 01/10/2025 06:05 WIB

Emiten batu bara PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) membukukan rugi bersih sebesar USD74,21 juta pada semester I-2025.

BUMA (DOID) Catat Rugi Rp1,2 Triliun di Semester I-2025, Manajemen Beberkan Penyebabnya (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - Emiten batu bara, PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) membukukan rugi bersih sebesar USD74,21 juta pada semester I-2025. 

Capaian itu memburuk lebih dari dua kali lipat atau 179,13 persen year-on-year (yoy) dibanding rugi bersih USD26,58 juta pada periode sama tahun lalu (yoy).

Jika dikonversi, rugi bersih DOID pada paruh pertama ini setara Rp1,20 triliun (konversi kurs JISDOR BI per 30 Juni 2025 sebesar Rp16.231 per USD).

Kinerja ini membuat DOID mencatatkan rugi per saham senilai USD0,0100, atau setara Rp162,38 per saham. Dari sisi pendapatan usaha, DOID mencatat nilai USD730,21 juta pada semester I-2025 atau setara Rp11,85 triliun.

Capaian ini melandai 14,5 persen yoy, demikian menurut laporan keuangan di keterbukaan informasi, Selasa (30/9/2025).

Penambangan si emas hitam dan jasa tambang berkontribusi utama terhadap pendapatan DOID senilai USD730,14 juta, meski menghasilkan rugi kotor. Perseroan juga menghasilkan pendapatan investasi mencapai USD2,47 juta.

Manajemen DOID menyampaikan, kinerja paruh pertama tahun ini merupakan cerminan dari dampak gangguan operasional besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pemindahan lapisan penutup atau overburden removal DOID tercatat sebesar 209 juta bcm, turun 23 persen yoy. Sementara produksi batu bara mencapai 38 juta ton, turun 10 persen yoy.

"Penurunan ini terutama disebabkan oleh cuaca ekstrem dan penghentian operasional terkait insiden keselamatan oleh pihak lain pada kuartal I-2025," kata Direktur DOID, Iwan Fuad Salim dalam keterangan di Jakarta, Selasa (30/9/2025).

Sementara itu, penurunan pendapatan DOID dipicu oleh rendahnya volume produksi, meski diimbangi oleh kenaikan harga jual rata-rata dari bisnis kontraktor tambang sebesar 3 persen yoy, dan bisnis kepemilikan tambang.

"Pendapatan dari bisnis kontraktor tambang terbukti lebih tangguh karena sebagian besar kontrak terlindungi dari inflasi dan pelemahan harga batu bara," kata dia.

Beban pokok penjualan DOID ikut terpangkas menjadi USD743,90 juta, menyisakan rugi kotor USD13,69 juta. Realisasi ini berbalik dari laba kotor USD73,86 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Dari sisi neraca, total aset DOID per 30 Juni 2025 mencapai USD1,57 miliar atau setara Rp25,56 triliun. Total liabilitas tercatat USD1,47 miliar, dan ekuitas USD100,87 juta.

Kas dan setara kas per Juni 2025 tercatat USD206,33 juta, naik pada akhir 2024. Dari arus kas, DOID mencatat kas bersih dari aktivitas operasi sebesar USD80,94 juta, turun 41,93 persen yoy dari USD139,40 juta.

Arus kas dari aktivitas investasi menunjukkan pengeluaran untuk pengembangan setelah DOID memperoleh aset tetap USD112,89 juta. 

Sementara arus kas pendanaan tercatat positif di tengah pembayaran utang, setelah DOID menerima Senior Notes senilai USD120,32 juta.

(DESI ANGRIANI)

SHARE