MARKET NEWS

Bumi Resources (BUMI) Bicara soal Target Produksi dan Harga Batu Bara di 2023

Aldo Fernando - Riset 17/02/2023 09:00 WIB

Emiten tambang batu bara PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan produksi mencapai 78 juta ton selama 2023 sembari melihat permintaan dan kondisi di lapangan.

Bumi Resources (BUMI) Bicara soal Target Produksi dan Harga Batu Bara di 2023. (Foto: IDXChannel/Aldo Fernando

IDXChannel – Emiten tambang batu bara PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan produksi mencapai 78 juta ton selama 2023 sembari melihat permintaan dan kondisi di lapangan.

Vice President Investor Relations and Chief Economist Bumi Resources Achmad Reza Widjaja menjelaskan, produksi Bumi kemungkinan akan ditingkatkan tergantung dengan kebutuhan permintaan nantinya.

“Tetapi tentunya adanya kendala dari lapangan yang tidak bisa kami perhitungkan dan kemungkinan ada adjustment (penyesuaian) di mana biasanya (produksi) turun sedikit atau nanti naik sedikit,” jelas Reza di markas anak usaha Bumi, PT Kaltim Prima Coal (KPC), di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Selasa (14/2/2023).

Reza menambahkan, tingkat produksi tersebut belum tentu bisa dicapai sepenuhnya karena ada faktor eksternal, seperti gangguan cuaca.

Untuk pedoman 2023, Reza bilang, berada di angka 78 juta ton. “Untuk KPC biasanya 2/3 [dari total produksi] dan 1/3 untuk Arutmin,” imbuh Reza.

Pedoman produksi anyar tersebut lebih tinggi dari pedoman 2023 yang berada di rentang 70-76 juta ton. Sepanjang tahun lalu, KPC memiliki pedoman di angka 50 juta ton – 51 juta ton, sedangkan Arutmin, anak usaha Bumi lainnya, sebesar 20 juta ton – 25 juta ton.

Asal tahu saja, menurut pemaparan Reza, pedoman 2022 untuk harga batu bara Bumi mencapai USD127/ton. “2022 naik [dibandingkan 2021],” ujar Reza.

Harga batu bara dunia sendiri mungkin masih akan bertahan di level saat ini, jelas Reza. Hanya saja, mengutip Reza, selain soal peristiwa geopolitik, harga batu bara mungkin akan sedikit menurun, seiring menurunnya permintaan dan musim dingin yang sudah selesai.

“Analisa kami di internal, satu tahun di 2023-2024 mungkin masih akan bertahan. Maksudnya begini. Turun secara gradual tapi tidak langsung drop karena kebutuhannya masih ada, banned Rusia dari negara-negara eropa masih ada. Ini yang menyangkut geopolitik,” imbuh Reza.

Sementara, kata Reza, untuk menaikkan tingkat produksi, tidak semudah membalikkan tangan.

“Bukan hanya di KPC, di Arutmin, tetapi juga perusahaan batu bara nasional, termasuk Australia, di China juga. Saya rasa permintaan dunia masih tinggi dan tidak dapat diimbangi oleh supply [pasokan] dari beberapa negara,” jelasnya.

Sebelumnya, dalam sesi tanya jawab di public expose pada 29 November 2022, manajemen menyebut, forward curve untuk 2023 menunjukkan, harga internasional berada di angka sekitar USD300 di tahun ini.

Soal Hilirisasi

Reza juga menjelaskan, saat ini emiten yang dikendalikan Grup Bakrie dan Grup Salim tersebut berusaha memenuhi kewajiban hilirisasi seiring perpanjangan IUPK (Izin Usaha Pertambangan Khusus) yang diperoleh perusahaan.

“Jadi perpanjangan IUPK itu 2 kali 10 tahun di mana di dalam perpanjangan itu kita diminta untuk melakukan hilirisasi batu bara. Semua perusahaan yang mendapatkan perpanjangan IUPK wajib melakukan hilirisasi batu bara,” beber Reza.

Saat ini, demikian jelas Reza, Bumi sedang dalam tahap “studi kelayakan, strategic partnership kita akan cari. Kita dalam tahap pembangunan tahun depan.”

Reza juga menyebut, saat ini Bumi masih berfokus dalam proyek gasifikasi batu bara menjadi metanol dalam proses penghiliran. "Sementara, masih gasifikasi awal,” kata dia. (ADF)

SHARE