Bursa Asia Beragam, Investor Cermati Politik Jepang dan AS
Bursa saham Asia cenderung beragam pada Rabu (8/10/2025), seiring investor menyimak politik Jepang dan situasi di Amerika Serikat (AS).
IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung beragam pada Rabu (8/10/2025), seiring investor menyimak politik Jepang dan situasi di Amerika Serikat (AS).
Menurut data pasar, pukul 09.12 WIB, Indeks Nikkei 225 naik 0,06 persen, sementara indeks Topix yang lebih luas menguat 0,60 persen, memulihkan pelemahan di hari sebelumnya. Kenaikan ini terjadi setelah data upah yang lebih lemah dari perkiraan meredam ekspektasi kenaikan suku bunga Bank of Japan (BOJ).
Mengutip Trading Economics, upah riil Jepang turun 1,4 persen pada Agustus dibandingkan tahun sebelumnya, mencatat penurunan selama delapan bulan berturut-turut karena inflasi terus melampaui pertumbuhan pendapatan.
Investor juga mencermati arah politik Jepang setelah Sanae Takaichi, pendukung lama kebijakan stimulus “Abenomics”, memenangkan pemilihan untuk menjadi perdana menteri berikutnya.
Shanghai Composite juga mendaki 0,52 persen, CSI 300 China terkerek 0,45 persen.
Berbeda, Hang Seng Hong Kong melemah 1,20 persen, ASX 200 Australia turun 0,12 persen, dan STI Index Singapura melorot 0,45 persen.
Wall Street Merah
Di Amerika Serikat (AS), indeks saham utama alias Wall Street melemah pada Selasa, dengan S&P 500 berakhir turun setelah rekor tertinggi baru-baru ini. Investor menyoroti gejolak politik di Prancis dan Jepang serta ancaman penutupan pemerintahan AS, sementara harga emas berjangka menembus USD 4.000 per troy ons untuk pertama kalinya.
Saham Tesla menekan pergerakan S&P 500 dan Nasdaq setelah anjlok pada Selasa sore waktu setempat.
Menurut Reuters, penurunan terjadi usai perusahaan meluncurkan versi lebih terjangkau dari Model Y SUV dan sedan Model 3 dalam upaya membalikkan tren penurunan penjualan dan pangsa pasar. Indeks sektor consumer discretionary turun 1,4 persen dan memimpin pelemahan di antara sektor-sektor S&P 500.
Sebelumnya, indeks saham utama AS sempat mencetak rekor penutupan tertinggi berkat optimisme terhadap kemungkinan penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) serta aksi korporasi di sektor kecerdasan buatan (AI).
“Ketika saham teknologi dan saham secara umum berada di level tertinggi sepanjang masa, dan emas juga berada di level tertinggi, ada sesuatu yang harus mengalah,” ujar Chief Executive Officer Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma, Jake Dollarhide.
Ia menambahkan, “Apakah kekhawatiran investor emas yang benar, ataukah euforia AI yang tepat? Itu yang akan kita ketahui dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.”
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 91,99 poin atau 0,20 persen ke 46.602,98. S&P 500 melemah 25,69 poin atau 0,38 persen ke 6.714,59, dan Nasdaq Composite terkoreksi 153,30 poin atau 0,67 persen ke 22.788,36. Saham Tesla berakhir turun 4,4 persen.
Indeks STOXX 600 kawasan Eropa melemah 0,17 persen. Saham unggulan Prancis sempat berbalik arah dan ditutup mendatar setelah aksi jual tajam pada Senin menyusul pengunduran diri mendadak Lecornu.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menghadapi tekanan meningkat untuk mundur atau menggelar pemilihan parlemen kilat guna mengakhiri krisis politik yang telah memaksa lima perdana menteri mundur dalam waktu kurang dari dua tahun. Pada Selasa, Lecornu melakukan pembicaraan terakhir untuk mencoba membentuk pemerintahan baru.
Akibat penutupan pemerintahan AS, investor mengandalkan data independen dan pernyataan pejabat bank sentral untuk menilai arah kebijakan suku bunga The Fed. Survei Bank Federal Reserve New York menunjukkan ekspektasi pasar tenaga kerja dari konsumen mulai melemah. (Aldo Fernando)