Bursa Asia Beragam seiring Trump Tunda Tarif untuk Uni Eropa
Bursa saham Asia bergerak beragam pada perdagangan Senin (26/5/2/2025).
IDXChannel – Bursa saham Asia bergerak beragam pada perdagangan Senin (26/5/2025), di tengah keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menunda penerapan tarif agresif terhadap barang-barang asal Eropa. Langkah ini meredakan ketegangan dagang yang belakangan sempat memanas.
Menurut data pasar, pukul 09.23 WIB, Indeks Nikkei 225 naik 0,49 persen, sedangkan Topix terapresiasi 0,35 persen.
Shanghai Composite juga mendaki 0,36 persen, KOSPI Korea Selatan tumbuh 1,14 persen, dan CSI 300 China terapresiasi tipis 0,02 persen.
Sentimen pasar Jepang mendapat dorongan positif dari pernyataan negosiator perdagangan utama Jepang, Ryosei Akazawa, yang menyampaikan optimismenya bahwa pembicaraan soal tarif dengan AS akan mencapai titik terang sebelum pertemuan yang dijadwalkan pada Juni antara Trump dan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba.
Optimisme ini muncul setelah Trump secara mengejutkan mengumumkan kemitraan antara United States Steel Corp dan Nippon Steel Corp dari Jepang pada Jumat lalu. Trump mengatakan bahwa kerja sama tersebut akan membuat perusahaan Amerika yang dulunya ikonik itu tetap beroperasi di dalam negeri.
Berbeda, Hang Seng Hong Kong melemah 0,29 persen, ASX 200 Australia minus 0,12 persen, dan STI Singapura terdepresiasi 0,11 persen.
Sementara itu, para investor tengah menantikan rilis data personal consumption expenditures (PCE) price index AS pada Jumat, yang merupakan indikator inflasi favorit Federal Reserve (The Fed).
Pada Minggu, Trump memutuskan untuk tidak segera memberlakukan tarif impor sebesar 50 persen terhadap produk dari Uni Eropa. Ia setuju untuk memperpanjang tenggat waktu negosiasi dagang hingga 9 Juli, setelah Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen meminta tambahan waktu untuk mencapai kesepakatan yang baik.
Trump sebelumnya mengancam akan mempercepat perang dagang jika pembicaraan tidak menunjukkan kemajuan. Ia menyatakan ingin menerapkan tarif baru yang tinggi mulai 1 Juni, sebuah ancaman yang sempat mengguncang pasar global.
Namun, setelah von der Leyen menghubunginya melalui sambungan telepon dan meminta agar tenggat waktu dikembalikan ke 9 Juli—seperti yang telah ditetapkan Trump pada April—Presiden AS itu pun mengalah.
Trump mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya mengabulkan permintaan tersebut. Von der Leyen, melalui unggahan di media sosial X, menyebut percakapannya dengan Trump sebagai pembicaraan yang baik dan menegaskan kesiapan Uni Eropa untuk bergerak cepat dalam negosiasi dagang.
Sebagai catatan, Trump sebelumnya menetapkan jangka waktu 90 hari untuk pembicaraan dagang dengan Uni Eropa, yang akan berakhir pada 9 Juli. (Aldo Fernando)