Bursa Asia Bergerak Beragam di Tengah Pelemahan Wall Street
Bursa saham Asia cenderung beragam pada perdagangan Kamis (12/6/2025) pagi, di tengah pelemahan di Wall Street akibat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung beragam pada perdagangan Kamis (12/6/2025) pagi, di tengah pelemahan di Wall Street akibat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, sinyal samar dari kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS)-China, serta data inflasi yang lesu.
Menurut data pasar, pukul 09.12 WIB, Indeks Nikkei 225 turun 0,69 persen, sedangkan TOPIX Jepang merosot 0,39 persen.
Indeks Shanghai Composite juga terkoreksi 0,07 persen, Hang Seng turun 0,64 persen, dan CSI 300 China berkurang 0,17 persen.
Berbeda, KOSPI Korea Selatan naik 0,54 persen, ASX 200 Australia meningkat 0,30 persen, dan STI Singapura tumbuh 0,29 persen.
Saham-saham di Wall Street sama-sama melemah pada Rabu waktu setempat, sementara imbal hasil obligasi AS juga menurun. Tekanan datang dari ketegangan baru di Timur Tengah, minimnya rincian dalam kesepakatan dagang AS-China, serta data inflasi konsumen AS yang hanya mencatat kenaikan tipis.
Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa kesepakatan awal dengan China telah tercapai setelah para negosiator dari kedua negara menyetujui kerangka kerja yang mencakup tarif. Kesepakatan ini juga mencabut pembatasan ekspor China atas mineral tanah jarang dan membuka kembali akses bagi mahasiswa China ke universitas-universitas di AS.
Gencatan dagang tersebut memberi harapan baru bagi investor bahwa kedua negara adidaya itu bisa mencapai penyelesaian jangka panjang dan menghindari gangguan pasar yang lebih besar. Namun, ketiadaan rincian dalam kesepakatan membuat risiko konflik tarif kembali di masa depan tetap terbuka.
Di sisi lain, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 0,1 persen pada Mei, didorong turunnya harga bensin, setelah mencatat kenaikan 0,2 persen pada April. Namun inflasi diperkirakan meningkat dalam beberapa bulan mendatang akibat dampak tarif impor yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump.
Di Wall Street AS, indeks Dow Jones Industrial Average nyaris tidak berubah setelah perdagangan yang berfluktuasi. Sementara itu, indeks S&P 500 turun 0,27 persen dan Nasdaq Composite melemah 0,5 persen.
Kepala strategi pasar global di Wells Fargo Investment Institute, Scott Wren, mengatakan masih banyak risiko yang membayangi pasar saham, seperti kelanjutan negosiasi dagang, kenaikan inflasi, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
“Masih banyak potensi pemicu tekanan di luar sana,” kata Wren dalam surel kepada klien, dikutip dari Reuters. (Aldo Fernando)