MARKET NEWS

Bursa Asia Bergerak Beragam, Investor Cermati Ekonomi China dan Suku Bunga

TIM RISET IDX CHANNEL 18/01/2024 10:08 WIB

Bursa saham asia cenderung bergerak beragam pada Kamis (18/1/2024) di tengah prospek ekonomi yang suram di China.

Bursa Asia Bergerak Beragam, Investor Cermati Ekonomi China dan Suku Bunga. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham asia cenderung bergerak beragam pada Kamis (18/1/2024) di tengah prospek ekonomi yang suram di China dan ekspektasi pelonggaran suku bunga global mungkin tidak terjadi secepat yang diramalkan sebelumnya.

Indeks Nikkei 225 Tokyo menguat 0,45 persen, Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,03 persen, Straits Times Singapura terapresiasi 0,14 persen, KOSPI Korea Selatan mendaki 0,62 persen, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh 0,75 persen.

Berbeda, Shanghai turun 1,96 persen dan ASX 200 Australia melemah 0,43 persen.

Sementara, bursa saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street kompak melemah pada Rabu (17/1). Dow Jones Index minus 0,25 persen, S&P 500 Index ambles 0,56 persen, dan Nasdaq terjungkal 0,59 persen.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS alias US Treasury naik tipis sementara dolar melayang mendekati level tertinggi dalam satu bulan di tengah investor mengurangi taruhan mereka terhadap penurunan suku bunga oleh bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) yang dimulai pada awal Maret.

“Khususnya di Asia, ada beberapa hal negatif yang berdampak pada (pasar),” kata Khoon Goh, kepala riset Asia di ANZ, dikutip dari Reuters, Kamis (18/1).

“Mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga jelas merupakan sebuah faktor... (tetapi) untuk Asia, pendorong yang lebih besar adalah kekhawatiran pertumbuhan di China,” lanjut Goh.

"Hal ini terus menimbulkan kekhawatiran bagi investor,” katanya.

Perekonomian China tumbuh sebesar 5,2 persen pada 2023, sedikit lebih tinggi dari target resminya.

Namun, pemulihan tersebut jauh lebih buruk dari perkiraan banyak analis dan investor, seiring semakin dalamnya krisis properti, meningkatnya risiko deflasi, dan lemahnya permintaan sehingga mengurangi prospek tahun ini.

Sementara, Nikkei Jepang tetap menonjol dan naik 0,3 persen, mendekati puncak 34 tahun pada Rabu seiring pasar melanjutkan pergerakan bullishnya.

“Investor asing telah menjadi pembeli bersih sejauh ini dan secara anekdot banyak investor internasional yang kami ajak bicara terus membangun posisi ekuitas Jepang yang lebih substansial dalam portofolio mereka,” kata Oliver Lee, manajer portofolio klien di Eastspring Investments, dilansir dari Reuters.

Secara umum, mengendurnya ekspektasi soal siklus pelonggaran global, yang dipimpin oleh The Fed, dapat dimulai pada awal Maret masih menjadi pendorong utama.

Imbal hasil Treasury AS meningkat, dengan para trader sekarang memperkirakan sekitar 60 persen kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed pada Maret, dibandingkan dengan peluang yang hampir 70 persen pada bulan lalu, menurut alat CME FedWatch.

Imbal hasil obligasi Treasury bertenor 10-tahun yang menjadi acuan utama berada di 4,0904 persen, tidak jauh dari level tertinggi satu bulan pada hari Rabu di 4,1290 persen, sedangkan imbal hasil obligasi 2-tahun terakhir berada di 4,3333 persen.

Hal ini membuat greenback AS tetap berada di dekat level tertinggi satu bulan terhadap sejumlah mata uang. Indeks dolar (DXY) bertahan di 103,25. (ADF)

SHARE