MARKET NEWS

Bursa Asia Bergerak Beragam, Nikkei Jepang Cetak Rekor Baru

TIM RISET IDX CHANNEL 30/10/2025 10:04 WIB

Bursa Asia cenderung bergerak beragam pada Kamis (30/10/2025), di tengah rekor di pasar saham Jepang.

Bursa Asia Bergerak Beragam, Nikkei Jepang Cetak Rekor Baru. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa Asia cenderung bergerak beragam pada Kamis (30/10/2025), di tengah rekor di pasar saham Jepang.

Menurut data pasar, pukul 09.57 WIB, indeks saham Nikkei di Jepang mencatat rekor tertinggi pada Kamis, didorong reli saham sektor semikonduktor, sementara investor menanti keputusan kebijakan terbaru Bank of Japan (BOJ).

Indeks Nikkei yang sarat saham teknologi sempat naik 0,4 persen ke posisi tertinggi baru di 51.513,66, sebelum memangkas kenaikan menjadi hanya 0,03 persen. Saham Lasertec, produsen alat uji chip, menjadi penggerak utama dengan lonjakan 21 persen. Sementara itu, saham Advantest naik 2,4 persen dan menjadi penyumbang poin terbesar terhadap indeks.

Indeks Topix yang lebih luas juga naik 0,57 persen.

Kenaikan di Tokyo mengikuti reli di Wall Street, di mana indeks Nasdaq menembus rekor baru, dan saham Nvidia mencapai kapitalisasi pasar USD5 triliun, menjadikannya perusahaan pertama di dunia yang menyentuh level tersebut.

“Saham terkait pusat data AI dan chip kembali mengangkat Nikkei hari ini, setelah sebelumnya menjadi pendorong utama kenaikan saham Jepang,” ujar Strategis Nomura Securities, Chisa Matsuda, dikutip Reuters.

Ia menambahkan, “Penembusan level psikologis 51.000 cukup signifikan dan bisa menjadi faktor penahan bagi pasar ke depan.”

BOJ diperkirakan tidak mengubah kebijakan moneternya hari ini, dengan fokus investor tertuju pada sinyal kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan Desember atau Januari mendatang.

Shanghai Composite juga mendaki 0,06 persen, Hang Seng Hong Kong menguat 0,70 persen, KOSPI Korea Selatan tumbuh 1,05 persen.

Berbeda, ASX 200 Australia terkoreksi 0,26 persen dan STI Singapura melemah 0,31 persen.

Wall Street

Di Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street berakhir mendatar setelah sempat menguat di awal sesi.

Pasar saham AS belakangan ini mencatat rekor baru, didorong meredanya ketegangan perdagangan AS-China, ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed, lonjakan belanja di sektor kecerdasan buatan (AI), serta awal musim laporan keuangan yang solid.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 74,37 poin atau 0,16 persen ke 47.632,00. Indeks S&P 500 melemah tipis 0,30 poin ke 6.890,59, sementara Nasdaq Composite naik 130,98 poin atau 0,55 persen ke 23.958,47.

Pasar global saat ini tengah menanti serangkaian keputusan bank sentral yang akan memberi petunjuk arah kebijakan suku bunga, di tengah kebijakan Presiden AS Donald Trump yang memberlakukan tarif menyeluruh atas impor asing. Trump dijadwalkan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan hari ini.

Ekonom Kepala National Australia Bank di Sydney, Sally Auld, mengatakan dalam sebuah podcast, “Setelah cukup banyak dinamika di awal pekan ini, kemungkinan cerita bank sentral akan berakhir tenang dalam 24 jam ke depan, dengan tidak banyak perubahan dari BOJ maupun ECB.”

Federal Reserve (The Fed) pada Rabu memangkas suku bunga acuan sebesar seperempat poin persentase, sesuai perkiraan. Namun, pernyataan kebijakan terbaru The Fed menyoroti keterbatasan data resmi akibat penutupan sebagian pemerintahan AS.

Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan bahwa pembuat kebijakan kemungkinan akan lebih berhati-hati jika kekurangan data tenaga kerja dan inflasi berlanjut.

Pelaku pasar kini memangkas proyeksi pemangkasan suku bunga 25 basis poin bulan depan. Berdasarkan alat FedWatch milik CME Group, peluang The Fed menahan suku bunga pada pertemuan 10 Desember naik menjadi 67,8 persen, dibanding 9,1 persen sehari sebelumnya.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun terakhir berada di sekitar level tertinggi tiga minggu, yakni 4,0757 persen, naik 1,77 basis poin dari penutupan sebelumnya di 4,058 persen. (Aldo Fernando)

SHARE