MARKET NEWS

Bursa Asia Bertenaga, Tersengat Kebijakan Bank Sentral hingga Rapor Nvidia

Maulina Ulfa - Riset 22/02/2024 09:38 WIB

Bursa saham Asia dibuka bertenaga pada Kamis (22/2/2024), tersengat efek Nvidia di Wall Street dan kebijakan bank sentral di sejumlah negara terkait suku bunga.

Bursa Asia Bertenaga, Tersengat Kebijakan Bank Sentral hingga Rapor Nvidia. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Bursa saham Asia dibuka bertenaga pada Kamis (22/2/2024), tersengat efek Nvidia di Wall Street dan kebijakan bank sentral di sejumlah negara terkait suku bunga.

Bursa Hong Kong melanjutkan penguatan setelah sempat mengalami tekanan di awal pekan. Kemudian, diikuti bursa China.

Indeks Nikkei 225 Jepang juga menguat setelah sempat tertekan dua sesi beruntun. Sementara bursa Korea Selatan juga bertenaga.

Bursa China positif tersengat sentimen kebijakan People's Bank of China (PBoC) yang memangkas suku bunga untuk KPR (mortgage).

Pada pukul 09.03 WIB, indeks CSI 300 China di bursa Shanghai menguat 0,39 persen di level 3.470, diikuti oleh kinerja Shanghai Composite yang naik 0,47 persen. Pasar saham China masih menjadi perhatian investor karena sejumlah langkah stimulus pemerintah.

Sementara Hang Seng Hong Kong bertenaga 0,17 persen di level 16.531. Adapun indeks KOSPI Korea Selatan juga menguat 0,29 persen di level 2.660 setelah bank sentral Korea menahan laju suku bunga.

Begitu juga indeks Nikkei 225 meroket 1,57 persen di level 38.863 dan ini masih di kisaran level tertinggi indeks saham Jepang tersebut. Sementara indeks ASX 200 Australia masih melemah 0,091 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Dari Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka turun tipis 0,08 persen pasca pengumuman suku bunga Bank Indonesia (BI) yang menahan laju suku bunga.

IHSG dibuka di level 7.347 pada pukul 09.41 WIB. Sebelumnya,  IHSG ditutup turun 0,05 persen di level 7.349 pada sesi Rabu (21/2).

Sementara indeks saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup beragam dengan indeks S&P 500 dan Dow Jones industrials menambah kenaikan kecil pada perdagangan Rabu (21/2/2024) waktu setempat.

Sementara Nasdaq ditutup lebih rendah untuk sesi ketiga berturut-turut. Hal itu karena investor menunggu rilis pendapatan Nvidia yang dapat menentukan momentum jangka pendek untuk ekuitas.

Mengutip Reuters, S&P 500 naik 0,13 persen mengakhiri sesi pada 4.981,80 poin, Nasdaq turun 0,32 persen menjadi 15.580,87 poin, sedangkan Dow Jones Industrial Average naik 0,13 persen menjadi 38.612,24 poin.

Indeks Nikkei 225 melonjak diikuti Indeks Topix yang lebih luas naik 0,7 persen menjadi 2.645 disebabkan oleh kenaikan saham-saham teknologi yang memimpin kenaikan karena saham Nvidia menguat dalam perdagangan setelah jam kerja karena laporan pendapatan yang optimis.

Investor juga mengabaikan risalah pertemuan kebijakan The Federal Reserve (The Fed) terbaru yang menunjukkan bahwa para pejabat menyatakan kehati-hatian dalam memangkas suku bunga terlalu cepat, yang mungkin menunda dimulainya siklus pelonggaran.

Di dalam negeri, data awal menunjukkan bahwa aktivitas sektor swasta di Jepang melambat pada bulan Februari seiring dengan melambatnya pertumbuhan sektor jasa, sementara aktivitas manufaktur semakin berkontraksi. Kenaikan di sektor teknologi dipimpin oleh Tokyo Electron (3,7 persen), Advantest (4,2 persen), SoftBank Group (4,9 persen), Screen Holdings (7,8 persen) dan Disco Corp (5,1 persen).

Sementara itu, Bank of Korea mempertahankan suku bunga dasarnya sebesar 3,5 persen selama pertemuan bulan Februari, seperti yang diperkirakan secara luas. Suku Bunga di Korea Selatan rata-rata sebesar 2,90 persen dari tahun 1999 hingga 2024, mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar 5,25 persen pada bulan Oktober 2000 dan rekor terendah sebesar 0,50 persen pada bulan Mei 2020.

Sementara indeks S&P/ASX 200 Australia tertekan untuk sesi ketiga berturut-turut karena sentimen yang lemah terus menekan pasar. Investor juga menilai risalah pertemuan terakhir The Fed yang menunjukkan bahwa para pejabat menyatakan kehati-hatian dalam memangkas suku bunga terlalu cepat.

Di dalam negeri, data awal menunjukkan bahwa aktivitas sektor swasta di Australia kembali mengalami pertumbuhan pada bulan Februari untuk pertama kalinya dalam lima bulan di tengah kuatnya ekspansi di sektor jasa. (ADF)

SHARE