MARKET NEWS

Bursa Asia Cenderung Melemah, Pasar Masih Cermati Isu Tarif

TIM RISET IDX CHANNEL 27/02/2025 09:55 WIB

Bursa saham Asia cenderung melemah pada Kamis (27/2/2025) di tengah pergerakan variatif di Wall Street semalam.

Bursa Asia Cenderung Melemah, Pasar Masih Cermati Isu Tarif. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung melemah pada Kamis (27/2/2025) di tengah pergerakan variatif di Wall Street semalam.

Menurut data pasar, hingga pukul 09.48 WIB, Shanghai Composite turun 0,48 persen, Hang Seng Hong Kong melemah 0,77 persen, KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,86 persen.

Demikian pula STI Singapura berkurang 0,03 persen.

Berbeda, Indeks Nikkei 225 naik tipis 0,02 persen, sementara indeks Topix yang lebih luas menguat 0,49 persen. Saham-saham Jepang menghentikan penurunan selama dua hari, mengikuti penguatan indeks utama Wall Street.

Melansir dari Trading Economics, kenaikan ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meningkatkan harapan adanya penundaan tarif impor dari Meksiko dan Kanada selama satu bulan, sekaligus mengusulkan tarif 25 persen untuk mobil dan barang lainnya dari Eropa.

Pelaku pasar juga mencermati laporan keuangan raksasa teknologi AS Nvidia yang menunjukkan tingginya permintaan chip di sektor kecerdasan buatan yang terus berkembang.

Di Jepang, saham Seven & I Holdings anjlok lebih dari 10 persen setelah rencana akuisisi oleh keluarga pendirinya batal akibat masalah pendanaan.

Wall Street Beragam

Indeks saham acuan AS alias Wall Street ditutup variatif pada hari Rabu (26/2/2025), seiring pasar mencerna data terbaru mengenai perumahan, sementara saham Tesla (TSLA) tetap tertekan untuk hari kelima berturut-turut.

Nasdaq yang berbasis teknologi naik 0,3 persen menjadi 19.075,3, sementara S&P 500 stagnan di level 5.956,1. Dow Jones Industrial Average turun 0,4 persen menjadi 43.433,1.

Mengutip MT Newswires, di antara sektor-sektor, barang konsumen mengalami penurunan terbesar, sementara sektor teknologi memimpin kenaikan.

Dalam berita ekonomi, penjualan rumah baru di AS pada Januari turun lebih besar dari yang diperkirakan, sementara harga median di tingkat nasional meningkat baik secara sekuensial maupun tahunan, menurut data pemerintah.

"Risiko terhadap penjualan rumah baru dan investasi residensial secara lebih luas cenderung negatif tahun ini karena tingginya suku bunga hipotek, potensi tarif atas bahan bangunan impor dari Kanada dan Meksiko, serta kemungkinan masalah pasokan tenaga kerja yang dipicu oleh kebijakan imigrasi pemerintahan Trump," ujar Oxford Economics.

Pengajuan hipotek di AS turun untuk minggu kedua berturut-turut seiring melemahnya aktivitas refinancing, meskipun suku bunga 30 tahun untuk saldo pinjaman yang memenuhi syarat turun ke level terendah sejak pertengahan Desember, menurut Asosiasi Bank Hipotek.

Imbal hasil obligasi AS turun, dengan tingkat obligasi 10 tahun merosot empat basis poin menjadi 4,258 persen, sementara tingkat obligasi dua tahun terkoreksi dua basis poin menjadi 4,076 persen.

Mengenai berita perusahaan, Tesla mencatatkan penurunan tajam, turun 4 persen setelah anjlok 8,4 persen pada hari Selasa.

Menurut analis Morningstar, penjualan Tesla di Eropa pada Januari tercatat turun sekitar 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang bisa menggagalkan proyeksi pertumbuhannya dalam pengiriman mobil pada 2025.

Hasil kinerja keuangan dari Nvidia dirilis mendekati akhir musim laporan laba yang lebih baik dari yang diperkirakan untuk perusahaan-perusahaan S&P 500.

"Musim laporan laba cukup konstruktif," kata kepala strategi investasi di U.S. Bank, Tom Hainlin.

Sejak pekan lalu, serangkaian data, termasuk laporan sentimen konsumen AS yang lemah pada Selasa, mengindikasikan bahwa ekonomi terbesar dunia tersebut mungkin mengalami stagnasi meskipun inflasi tetap tinggi, yang membuat para investor tetap waspada. (Aldo Fernando)

SHARE