MARKET NEWS

Bursa Asia Condong Menguat, Investor Tunggu Kabar AS

TIM RISET IDX CHANNEL 23/10/2024 09:35 WIB

Bursa saham Asia cenderung naik di awal perdagangan Rabu (23/10/2024) seiring investor mencermati sejumlah sentimen menjelang pemilu Amerika Serikat (AS).

Bursa Asia Condong Menguat, Investor Tunggu Kabar AS. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung naik di awal perdagangan Rabu (23/10/2024) seiring investor mencermati sejumlah sentimen menjelang pemilu Amerika Serikat (AS) yang ketat.

Mengutip data pasar, pukul 09.25 WIB, Hang Seng Index Hong Kong menguat 1,73 persen, Shanghai Composite Index terkerek 0,80 persen, Straits Times Singapura menghijau 0,63 persen.

Demikian pula, KOSPI Korea Selatan yang mendaki 0,50 persen dan ASX 200 Australia yang terangkat 0,13 persen.

Berbeda, Nikkei 225 Index Jepang terkoreksi 0,22 persen.

Perubahan ekspektasi terkait seberapa cepat dan dalam Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga turut menjadi sentimen risiko, dengan pelaku pasar kini memperkirakan bank sentral AS akan mengambil pendekatan yang lebih hati-hati dalam pelonggaran kebijakan.

“Volatilitas dalam perdagangan yang terbatas semakin menjadi hal yang lumrah, karena pasar bersiap menghadapi pekan-pekan krusial, termasuk pemilihan presiden AS dan agenda laporan keuangan perusahaan yang padat,” ujar seorang trader di ActivTrades Anderson Alves.

Data ekonomi yang akan keluar dari Asia termasuk angka inflasi September dari Singapura, yang diperkirakan akan mencapai 1,9 persen, laju kenaikan paling lambat sejak Maret 2021 menurut jajak pendapat ekonom oleh Reuters.

Gerak Wall Street

Bursa saham AS atawa Wall Street berakhir sedikit berubah pada Selasa.

Namun, Nasdaq mencatat kenaikan kecil, sementara investor terus memantau imbal hasil obligasi pemerintah AS dan menantikan lebih banyak laporan laba perusahaan untuk menilai kesehatan bisnis di Amerika.

“Beberapa hari terakhir, pasar mencoba mencerna pergerakan imbal hasil obligasi karena telah terjadi kenaikan yang cukup besar,” kata manajer portofolio di Natixis Investment Managers Solutions Jack Janasiewicz.

Dalam sesi yang berfluktuasi, Dow Jones Industrial Average turun 6,71 poin, atau 0,02 persen, menjadi 42.924,89, S&P 500 kehilangan 2,78 poin, atau 0,05 persen, menjadi 5.851,20, dan Nasdaq Composite naik 33,12 poin, atau 0,18 persen, menjadi 18.573,13.

Imbal hasil obligasi acuan bertenor 10 tahun sebelumnya mencapai 4,222 persen, tertinggi sejak 26 Juli, karena investor mengevaluasi kembali ekspektasi terhadap The Fed. Imbal hasil sedikit menurun selama sesi perdagangan.

“Yang menjadi sorotan besar adalah kenaikan imbal hasil dan kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin melakukan kesalahan kebijakan dengan bergerak terlalu agresif pada September. Ini menyebabkan aksi jual obligasi secara global,” kata Michael Green, manajer portofolio di Simplify Asset Management.

“Selama musim laporan laba, Anda sering melihat volatilitas seperti ini, namun juga ada ketidakpastian yang meningkat terkait arah suku bunga,” ujar CEO Horizon Investment Services Chuck Carlson.

Beberapa pekan ke depan kemungkinan akan penuh gejolak bagi pasar saham, karena investor akan mengamati laporan laba perusahaan, data ekonomi baru, dan hasil pemilu di AS, diikuti oleh pertemuan bank sentral.

Menurut CME’s FedWatch, para trader memperkirakan kemungkinan sebesar 89,6 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada November. (Aldo Fernando)

SHARE