MARKET NEWS

Bursa Asia Goyah di Awal Pekan, Wall Street Mulai Bangkit

TIM RISET IDX CHANNEL 13/10/2025 10:32 WIB

Bursa saham Asia goyah di awal pekan, pada Senin (13/10), setelah ketegangan baru dalam perang dagang Amerika Serikat (AS)-China mengguncang pasar.

Bursa Asia Goyah di Awal Pekan, Wall Street Mulai Bangkit. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia mengawali pekan ini dengan langkah goyah pada Senin (13/10), setelah ketegangan baru dalam perang dagang Amerika Serikat (AS)-China mengguncang pasar yang valuasinya sudah tinggi.

Namun, sentimen risiko mulai stabil seiring berbaliknya indeks berjangka Wall Street.

Libur di Jepang dan Amerika Serikat membuat perdagangan awal berlangsung tidak menentu, sementara ketidakpastian politik masih menyelimuti aset Jepang dan Eropa.

Pasar Jepang menghadapi tekanan tersendiri, menyusul keraguan atas naiknya pemimpin baru Partai Demokrat Liberal Sanae Takaichi sebagai perdana menteri. Ketidakpastian ini turut mendorong penguatan tajam yen dan kejatuhan 5 persen pada indeks berjangka Nikkei pada Jumat.

Bursa Nikkei tutup pada Senin, sementara kontrak berjangka Nikkei naik 1,3 persen ke 46.690, tetapi masih jauh di bawah penutupan kas 48.088.

Indeks KOSPI Korea Selatan melemah 2,1 persen, sementara indeks Australia turun 0,5 persen. Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,6 persen.

Melansir dari Reuters, Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengancam akan memberlakukan tarif 100 persen terhadap China mulai 1 November. Namun, nada bicaranya akhir pekan lalu terdengar lebih lunak. Ia menuliskan bahwa ‘semuanya akan baik-baik saja’ dan AS tidak ingin menyakiti China.

Beijing pada Minggu membela kebijakan pembatasan ekspor unsur tanah jarang dan peralatan sebagai respons atas tindakan agresif AS, tetapi tidak mengenakan tarif baru terhadap produk-produk AS.

“Kami memperkirakan penyelesaian akhir adalah perpanjangan jeda tarif saat ini melewati 10 November, disertai beberapa konsesi baru yang terbatas dari kedua pihak,” tulis Kepala Ekonom Goldman Sachs Jan Hatzius dalam sebuah catatan.

“Namun, langkah kebijakan terbaru menunjukkan rentang kemungkinan hasil yang lebih luas dibandingkan perundingan sebelumnya, dengan peluang konsesi lebih besar, tetapi juga risiko pembatasan ekspor baru dan tarif lebih tinggi secara substansial, setidaknya sementara.”

Sejumlah pemimpin dunia, termasuk Trump, dijadwalkan bertemu di Mesir pada Senin untuk membahas rencana gencatan senjata di Gaza.

Futures Wall Street Rebound

Wall Street mencoba bangkit dengan indeks berjangka S&P 500 menguat 1,1 persen dan Nasdaq naik 1,6 persen.

Musim laporan keuangan dimulai pekan ini, dengan bank-bank besar seperti JPMorgan, Goldman Sachs, Wells Fargo, dan Citigroup akan merilis kinerja.

Secara keseluruhan, laba perusahaan S&P 500 pada kuartal ketiga diperkirakan naik 8,8 persen dibandingkan setahun sebelumnya, menurut LSEG IBES. Hasil yang kuat diperlukan untuk menopang valuasi pasar yang tinggi.

Situasi politik juga membayangi Eropa. Kepresidenan Prancis mengumumkan susunan kabinet baru Perdana Menteri Sebastien Lecornu pada Minggu, dengan Roland Lescure kembali menjabat sebagai menteri keuangan.

Pemerintahan Lecornu sebelumnya hanya bertahan 14 jam, dan ia masih menghadapi tantangan besar untuk meloloskan anggaran 2026 di parlemen yang sangat terpecah.

Futures EUROSTOXX 50 naik tipis 0,2 persen, DAX menguat 0,4 persen, sementara FTSE stagnan. (Aldo Fernando)

SHARE