Bursa Asia Goyah Seiring Melemahnya Harga Komoditas
Bursa Asia bergerak melemah seiring jatuhnya harga komoditas pada Kamis (23/6/2022). Turunnya harga komoditas menimbulkan kekhawatiran terhadap resesi global.
IDXChannel – Bursa Asia bergerak melemah seiring jatuhnya harga komoditas pada Kamis (23/6/2022). Turunnya harga komoditas menimbulkan kekhawatiran terhadap resesi global di tengah agresifnya kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).
Kondisi tersebut menyebabkan sentimen investor secara luas rapuh. Alhasil, indeks MSCI untuk wilayah Asia Pasifik di luar Jepang (MIAPJOOOOUS) berbalik melemah dan cenderung bergerak mendatar di pasar Asia. Sementara itu, Bursa Korea belum dibuka, dan indeks Nikkei Jepang (N255) secara umum tidak berubah.
Adapun, indeks Hang Seng Hong Kong (HSI) menanjak 0,6 persen sejalan dengan isu Presiden China Xi Jinping menggelar pertemuan tingkat atas pada Rabu (22/6/2022), untuk menyetujui rencana pengembangan sektor pembiayaan dan fintech yang sehat.
Dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan Kamis (23/6/2022) melemah 0,14 persen di level 6.978,38. Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh rapat dewan gubernur Bank Indonesia yang akan mengumumkan suku bunga acuan.
Kepala riset broker di Peperstone Melbourne, Chris Weston, mengatakan pasar melihat kemungkinan resesi semakin besar. Terutama setelah mendengar pernyataan Gubernur The Fed, Jerome Powell terkait resesi yang mungkin terjadi biarpun mereka mencoba mencegahnya.
“Ekuitas telah bertahan dengan baik meskipun ada penurunan komoditas. Secara keseluruhan telah terjadi rotasi dari area berisiko rendah di pasar ke sektor defensi, dengan arus keluar yang dapat diprediksi dari saham energi dan material,” ujar Weston dikutip dari Reuters pada Kamis (23/6/2022).
Kekhawatiran terhadap proyeksi permintaan telah menekan harga komoditas. Harga minyak pada Kamis pagi jatuh ke level terendah lebih dari sebulan. Harga minyak mentah Brent jatuh 2 persen menjadi USD 109,49 per barel dan minyak mentah Amerika Serikat (AS) atau WTI anjlok 2,3 persen menjadi USD 103,75 per barel. (FRI)