Bursa Asia: Hang Seng dan ASX 200 Australia Tumbang
Bursa Asia bergerak beragam pada perdagangan Selasa (11/6/2024) seiring investor bersiap untuk keputusan kebijakan terbaru dari The Federal Reserve (The Fed).
IDXChannel - Bursa Asia bergerak beragam pada perdagangan Selasa (11/6/2024) seiring investor bersiap untuk keputusan kebijakan terbaru dari The Federal Reserve (The Fed) dan Bank of Japan (BOJ) pada pekan ini.
Kedua bank sentral tersebut diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil, sementara pasar akan mencari petunjuk mengenai waktu penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS).
BOJ juga kemungkinan akan membahas pengurangan pembelian obligasi bulanannya.
Saham-saham di Australia, Hong Kong dan China menurun, sedangkan saham-saham di Jepang dan Korea Selatan menguat.
Pada pukul 09.30 WIB, indeks saham Nikkei 225 Jepang menguat 0,32 persen di level 39.161. Indeks Shanghai Composite anjlok 0,98 persen di level 3.021,48.
Sementara, indeks KOSPI Korea Selatan menguat 0,44 persen di level 2.712,94 dan indeks Hang Seng Hong Kong tumbang 1,8 persen di level 18.037. Sementara indeks ASX 200 juga tumbang 1,46 persen di level 7.745,6. (Lihat grafik di bawah ini.)
Dari Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,52 persen di level 6.889 pada pukul 09.34 WIB. Pada sesi sebelumnya, IHSG ditutup menguat 0,34 persen ke level 6.921,54.
Saham-saham di Hong Kong jatuh untuk sesi keempat berturut-turut karena pelaku pasar kembali libur pada Senin (10/6) di tengah kerugian di semua sektor.
Investor dilaporkan tengah gelisah setelah JPMorgan Chase hingga Citigroup mendesak investor untuk bersiap menghadapi guncangan di pasar AS setelah data CPI pada Rabu mendatang dan keputusan suku bunga dari The Fed.
Indeks Shanghai Composite turun hampir 1 persen dengan saham-saham daratan merosot ke posisi terendah tujuh minggu karena investor kembali dari liburan akhir pekan yang diperpanjang.
Senada dengan bursa Hong Kong, kehati-hatian mendominasi sentimen pasar China menjelang keputusan kebijakan terbaru The Fed dan pembacaan inflasi utama AS minggu ini, mengingat data pekerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan pada Jumat lalu.
Investor juga menantikan angka inflasi China pada Rabu esok hari untuk mengukur kesehatan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Sementara indeks kepercayaan bisnis NAB Australia turun ke -3 pada Mei 2024 dari revisi naik 2 pada April, menunjukkan level terendah dalam enam bulan dan berubah negatif untuk pertama kalinya sejak November lalu.
Hasil terbaru menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi yang lemah di triwulan II-2024 terus berlanjut ke triwulan II-2024, karena memburuknya sentimen di sektor manufaktur, transportasi, dan konstruksi.
Indeks Nikkei 225 naik untuk sesi kedua berturut-turut dan mengikuti kenaikan di Wall Street karena saham-saham teknologi terus mendorong pasar saham.
Investor juga menantikan keputusan kebijakan BOJ minggu ini. Sementara itu, data yang dirilis pada Senin (10/6) menunjukkan bahwa perekonomian Jepang mengalami kontraksi lebih kecil dari perkiraan pada kuartal pertama, sementara surplus transaksi berjalan negara tersebut melebihi perkiraan pada April.
Saham teknologi memimpin kenaikan, dengan keuntungan dari Disco Corp (1,5 persen), Tokyo Electron (2,1 persen) dan Socionext (1 persen). Indeks kelas berat lainnya juga menguat, termasuk Mitsubishi Heavy Industries (2,6 persen), Toyota Motor (1 persen) dan Nidec Corp naik 2,8 persen. (ADF)