MARKET NEWS

Bursa Asia Jatuh Dihantam Risiko Suku Bunga hingga Konflik Rusia-Ukraina

Tim IDXChannel 28/09/2022 08:55 WIB

Bursa saham Asia hari ini (28/9/2022) mengikuti penurunan wall street.

Bursa Asia Jatuh Dihantam Risiko Suku Bunga hingga Konflik Rusia-Ukraina (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Gerak bursa saham Asia hari ini (28/9/2022) mengikuti penurunan wall street setelah komentar hawkish dari pejabat The Fed dan tekanan lain terhadap sentimen risiko dari ketegangan di Eropa. 

Indeks saham Asia jatuh pada pembukaan perdagangan pagi ini. Indeks Nikkei Jepang terpantau terjungkal 1,18% atau 314,85 poin ke level 26.261,56 dan Indeks Hang Seng Hong Kong merosot 1,52% atau 271,34 poin ke level 17.610,43. 

Selanjutnya Indeks Shanghai China turun 0,27% atau 8,21 poin ke level 3.086,13 dan Indeks Strait Times Singapura melemah 0,87% atau 26,98 poin ke level 3.138,05, dan Indeks Australia ASX susut 0,11% atau 8,10 poin ke level 6.688,40. 

Indeks dolar Bloomberg diperdagangkan mendekati rekor tertinggi karena investor mencari investasi yang aman di tengah kekhawatiran resesi global. Imbal hasil obligasi tenor 10 tahun AS mendekati 4% untuk menyentuh level tertinggi sejak awal 2010. 

Suku bunga obligasi Australia mencapai level tertinggi tiga bulan, sementara imbal hasil benchmark Jepang ditutup pada batas atas kisaran target bank sentral pada Selasa (27/9). 

Permintaan dolar AS yang tinggi mencerminkan kegelisahan karena pasar bersiap untuk suku bunga yang lebih tinggi. Pejabat The Fed mengulangi tekadnya untuk menjinakkan inflasi, di mana James Bullard mengatakan perlunya kebijakan moneter yang lebih ketat. 

"Fakta bahwa kami memiliki peningkatan yang kuat dalam imbal hasil AS menarik aliran (dana) ke dolar AS," kata Kepala Investasi Manajemen Kekayaan Internasional Credit Suisse Group AG, Nanette Hechler-Fayd'herbe, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (28/9/2022). 

Kebocoran pipa gas antara Rusia dan Eropa Barat dicap sebagai sabotase oleh pejabat AS dan Jerman. Meningkatkan gesekan dengan rezim Vladimir Putin. Rusia mengancam akan memangkas gas ke sekutu Ukraina di Eropa dan mencaplok sebagian besar Ukraina sebagai tanda-tanda terbaru peningkatan konflik. 

Harga gas Eropa naik, sementara kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global membebani bahan baku lainnya. Indeks harga komoditas Bloomberg mencapai ke level terendah sejak Februari, dan harga minyak mentah WTI turun di awal perdagangan bursa Asia dan tetap di bawah USD80 per barel. 

Pasar Inggris kembali bergejolak setelah perdana menteri baru mengumumkan pemotongan pajak besar-besaran yang mengancam peningkatan tekanan inflasi. Imbal hasil obligasi pemerintah Inggris tenor 30 tahun mencapai 5% untuk pertama kalinya dalam dua dekade. 

(FAY)

SHARE