MARKET NEWS

Bursa Asia Kompak Melemah, Pasar Menyimak Aksi Trump

TIM RISET IDX CHANNEL 26/08/2025 10:27 WIB

Bursa saham Asia melemah pada perdagangan Selasa (26/8/2025). Pasar menyoroti kabar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memecat Lisa Cook.

Bursa Asia Kompak Melemah, Pasar Menyimak Aksi Trump. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan Selasa (26/8/2025). Pasar menyoroti kabar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memecat Lisa Cook, perempuan Afrika-Amerika pertama yang menjabat sebagai gubernur Federal Reserve (The Fed).

Hingga pukul 10.16 WIB, Nikkei NI225 melemah 1,20 persen, level terendah sejak 12 Agustus. Indeks Topix TOPIX juga terkoreksi 0,98 persen. Shanghai Composite berkurang 0,08 persen, Hang Seng tergerus 0,06 persen, dan KOSPI Korea Selatan minus 0,96 persen.

ASX 200 Australia juga terseret ke zona merah, turun 0,53 persen dan STI Singapura tergelincir 0,32 persen.

“Pasar terkejut dengan kabar mengenai Cook dan bereaksi sesuai itu,” ujar analis pasar di Tokai Tokyo Intelligence Laboratory, Shuutarou Yasuda, dikutip Reuters.

“Selain itu, investor juga menahan diri setelah sesi sebelumnya, ketika optimisme terkait pelonggaran kebijakan The Fed mendorong penguatan saham. Kita harus menunggu lebih banyak data hingga keputusan kebijakan The Fed diumumkan,” imbuh Yasuda.

Yen menguat sekitar 0,3 persen ke 147,28 per dolar AS setelah Trump mengambil langkah tak lazim dengan memecat Cook terkait tuduhan penyalahgunaan pinjaman hipotek. Yen yang lebih kuat biasanya menekan saham eksportir karena mengurangi nilai pendapatan luar negeri ketika dikonversi ke mata uang Jepang.

Sementara itu, bursa Wall Street bergerak bervariasi pada Senin, seiring investor menimbang sinyal dari Ketua The Fed Jerome Powell mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat, sekaligus menunggu kinerja Nvidia.

Pasar mengambil jeda setelah reli akhir pekan lalu, ketika Powell mengisyaratkan pemangkasan suku bunga bisa dipertimbangkan dalam pertemuan September, dengan alasan melemahnya pasar tenaga kerja.

Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), yang menjadi acuan inflasi utama The Fed, dijadwalkan rilis pada Jumat, sementara data resmi tenaga kerja non-pertanian akan dirilis pekan depan. Kedua laporan itu akan sangat krusial, terutama setelah Powell menekankan bahwa sikap dovish belum tentu menjadi keputusan akhir.

“Fokus saat ini ada pada pasar tenaga kerja,” kata Direktur Investasi Cetera Investment Management, Brian Klimke.

“Kondisi lapangan kerja mulai melemah dan ekonomi juga melambat, sehingga The Fed perlu bertindak lebih cepat. Mereka pun menyadari hal itu,” tuturnya.

Pernyataan Powell mendorong sejumlah broker besar, termasuk Barclays, BNP Paribas, dan Deutsche Bank, untuk merevisi ekspektasi mereka. Kini, mereka memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan.

Menurut data LSEG, para trader melihat peluang 81,9 persen terjadinya pemangkasan suku bunga The Fed pada September. Pernyataan dari pejabat The Fed John Williams dan Lorie Logan yang dijadwalkan pada hari ini akan dicermati untuk melihat apakah pandangan mereka sejalan dengan Powell. (Aldo Fernando)

>
SHARE