MARKET NEWS

Bursa Asia Melemah di Tengah Guncangan Perbankan AS

TIM RISET IDX CHANNEL 17/10/2025 10:22 WIB

Bursa saham Asia melemah mengikuti penurunan di Wall Street pada Jumat (17/10/2025).

Bursa Asia Melemah di Tengah Guncangan Perbankan AS. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Bursa saham Asia melemah mengikuti penurunan di Wall Street pada Jumat (17/10/2025). Kekhawatiran pasar meningkat setelah muncul tanda-tanda tekanan kredit di sejumlah bank regional Amerika Serikat (AS).

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,9 persen dan mencatat kinerja mingguan negatif. Indeks Nikkei Jepang melemah 1 persen akibat anjloknya saham-saham perbankan.

Saham Taiwan tergelincir 0,9 persen meski TSMC membukukan laba kuartalan tertinggi dalam sejarah dan memberikan proyeksi cerah untuk belanja di sektor kecerdasan buatan. Saham-saham unggulan China dan Hang Seng Hong Kong juga sama-sama merosot 1,4 persen.

Pada perdagangan semalam, saham Zions anjlok 13 persen setelah bank tersebut mengungkapkan kerugian sebesar USD50 juta pada kuartal ketiga akibat dua pinjaman dari divisi California. Saham Western Alliance juga merosot 11 persen setelah perusahaan itu menggugat Cantor Group V, LLC atas dugaan penipuan.

“Meski masalah dua pemberi pinjaman ini tampak masih terkendali, di mana ada asap biasanya ada api. Solusi krisis 2023 justru menciptakan lahan kering yang rentan terhadap kebakaran perbankan berikutnya,” ujar Analis IG Tony Sycamore, dikutip Reuters.

Dua peristiwa tersebut mengguncang saham-saham sektor perbankan AS dan menekan nilai dolar AS, sehingga menguntungkan yen Jepang dan franc Swiss.

Imbal hasil obligasi AS tenor dua tahun jatuh ke posisi terendah dalam tiga tahun di 3,4040 persen pada Jumat, seiring pelaku pasar memperkirakan setidaknya dua kali penurunan suku bunga The Federal Reserve tahun ini.

Lonjakan minat terhadap aset aman mendorong harga emas mencapai rekor baru di USD4.378 per ons. Meski kemudian muncul aksi ambil untung, harga emas masih stabil dan mencatatkan kenaikan mingguan sebesar 7,6 persen—terbesar sejak awal 2020. Harga perak juga mencetak rekor baru.

Kontrak berjangka S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 0,3 persen menjelang rilis laporan keuangan sejumlah bank regional AS. Di Eropa, kontrak berjangka Euro Stoxx 50 melemah 0,7 persen dan FTSE turun 0,9 persen.

Sentimen pasar saham juga tertekan oleh meningkatnya ketegangan dagang antara China dan AS. Pada Kamis, China menuduh Washington memicu kepanikan atas kebijakan kontrol ekspor logam tanah jarang dan menolak seruan Gedung Putih untuk mencabut pembatasan tersebut.

Kekhawatiran terhadap kredit dan ekspektasi penurunan suku bunga membuat dolar AS melemah. Mata uang tersebut diperkirakan mencatat penurunan mingguan sebesar 0,6 persen terhadap mata uang utama dunia ke posisi 98,24, terendah dalam sepuluh hari terakhir. (Aldo Fernando)

SHARE